Serial televisi "Loki" membawa kita ke dalam alam semesta yang tidak hanya memikat dalam hal hiburan, tetapi juga merangsang pemikiran yang lebih dalam tentang aspek-aspek mendasar dalam hidup, termasuk konsep takdir dan kehendak manusia. Pada intinya, serial ini memperkenalkan konsep "Sacred Timeline" atau "Garis Waktu Suci," yang menjadi pilar utama dalam alur cerita serial adaptasi komik Marvel ini. Konsep ini menciptakan kisah yang fenomenal dan mirip dengan kehidupan manusia, di mana segala sesuatu dalam alam semesta diatur dan diawasi oleh suatu entitas yang mengendalikan takdir.
Tentu saja dalam alam semesta fiksi, "Sacred Timeline" adalah representasi yang dramatis dari takdir yang tak terhindarkan, di mana manusia sepertinya memiliki peran yang sangat terbatas untuk menetapkan jalan cerita hidup mereka dan kadang-kadang hanya sebagai penonton dalam drama kehidupan mereka sendiri. Namun, apa yang membuat serial TV "Loki" ini cukup menarik untuk ditonton adalah produser mulai mengenalkan konsep hidup yang sudah cukup dikenal yaitu "Fatum Brutum," atau "takdir buruk" dalam bahasa Latin. Konsep hidup ini merupakan refleksi tentang gagasan bahwa manusia memiliki peran besar untuk ikut serta membentuk takdir mereka masing-masing.
"Fatum Brutum" adalah pengingat kehidupan yang kuat bahwa manusia memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan yang membentuk jalannya takdir mereka. Konsep ini memicu pertanyaan, yaitu sejauh mana manusia memiliki kebebasan dalam mengubah arah hidup mereka melalui pilihan dan tindakan mereka. Dengan kata lain, apakah takdir benar-benar ditentukan oleh faktor-faktor eksternal yang tidak dapat diubah lah? atau malah manusia memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hingga ke tahap mengubah takdir mereka?
Serial TV "Loki" juga memperkenalkan konsep "Amor Fati," yang memiliki makna "cinta terhadap takdir" dalam bahasa Latin. Muncul pertanyaan kritis tentang bagaimana kita sebagai manusia, harus merespons takdir kita? Apakah kita harus menerima takdir kita apa adanya, walaupun takdir tersebut buruk atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan? Atau sebaliknya, apakah kita mesti berjuang sekeras mungkin untuk mengubah takdir buruk kita dan mengejar apa yang kita yakini sebagai takdir baik?
Oleh karena itu, serial "Loki" mengajak kita untuk merenungkan secara konstrukif tentang dinamika kehidupan yang bersifat kompleks antara takdir dan kebebasan manusia, tentang sejauh mana manusia memiliki kendali atas hidupnya sendiri. Gagasan alur cerita dalam serial ini memiliki kontribusi yang luar biasa dari dunia hiburan dan bersifat fantastis, membawa kita ke dalam diskursus filsafat yang mendalam. Dalam keadaan dunia yang sering kali penuh dengan ketidakpastian, serial "Loki" mengajak kita untuk lebih memahami dan menghargai rumitnya kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H