Tuan, kalau boleh jujur, aku tak pernah percaya cinta pandangan pertama. Bagiku, itu hanya terjadi di drama saja. Apa jangan-jangan, ini adalah teguran dari Tuhan karena ketidakpercayaanku pada keajaiban?
Hahaha. Kalau begitu, lumayan. Siapa yang tak mau mendapat keajaiban, kan?
Sebenarnya, ini adalah pandangan yang sudah entah keberapa semenjak pertama kali aku melihatmu. Saat itu, rasanya tuan hanya figuran dalam kehidupanku. Lama kelamaan, tuan agaknya hobi berlalu lalang di depan mataku.
Lucunya tuan, sampai sekarang, aku benar-benar tak punya clue. Siapa nama tuan, bagaimana suara tuan. Namun malah menyenangkan menebak-nebak orang seperti apa kamu, tuan.
Sebenarnya, aku mungkin sedang mencintai isi kepalaku sendiri. Terperangkap dalam teka-teki yang kuciptakan sendiri. Tak apa kan tuan, kupu-kupu dalam perut ini agak sedikit bertebaran?
Kalau memang kamu bukan keajaiban, aku pinjam rupamu sebentar. Nanti ku kembalikan, setelah aku tersadar oleh kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H