Nama #KoranKaroKaro diberikan oleh Ayahnya Tentu Karo Karo dan istrinya Enggom Beru Sebayang. Koran Karo Karo (KKK) lahir pada 20 Juli 1920. Kegembiraan suami istri atas kelahiran KKK sangat besar karena Tentu Karo Karo merupakan anak tunggal Pria dari Ngapit Karo Karo dan sebagai penerus garis Karo Karo. Sebelum KKK lahir, Tentu Karo Karo memiliki anak perempauan bernama Talang beru Karo sekitar tahun 1916. Walau kelahiran anak perempuan juga memberikan sukacita namun sebagai orang tua masih belum puas karena berharap benar agar anak pertama mereka adalah laki-laki.
kelahiran anak pria dan perempuan akan melengkapi pola kekerabatan di Suku Karo, Rakut Si Telu (Sukut/Senina; Anak Beru dan Kalimbubu) pada generasi turun temurun mereka. Dengan kehadiran anak pria, Koran akan lebih terbina kekeluargaan dengan kerabat "Kalimbubu" (saudara pria/kelompok dari ibu Koran) dan dengan anak perempuan, bernama Talang beru Karo, akan terbuna kekeluargaan dengan kerabat, anak beru (saudarda dari kelompok yang akan mengawini Talang beru Karo).
Tentu Karo Karo yang suka berburu, mengambil nira dan berniaga diikuti jejaknya oleh Koran Karo Karo. Tentu Karo Karo selalu aktif dalam urusan kekeluargaan bukan saja dengan kampungnya #kutabuluh namun juga sampai ke kampung kalimbubu yakni Kuala, #tigabinanga , perbesi, dan lain-lain.
Pada 1927, KKK yang berusia 7 tahun berjanji akan belajar dengan giat dan terbukti - di Sekolah Volk School KKK menjadi panutan. Pada saat KKK dan keluarga meneirima ijasah lulus/tamat kelas 3 di Volk School yang mana Sibayak Kutabuluh turut membubuhkan tanda tangan dalam ijazah tersebut. Koran Karo Karo bertekad belajar lebih sungguh. Hal ini terbutki bahwa KKK melanjutkan sekolah di Vervolgshcool di Tigabinanga sampai tamat dan KKK selalu mendapat juara satu. Salah satu teman KKK di sekolah sambungan Tigabinanga yakni Nahud Bangun, pensiun TNI AD dan anggota DPRD Sumatera Utara mewailiki ABRI/Golkar kala itu.
Cita-cita KKK sat remaja ingin menjadi orang yang berguna di masyarakat. KKK menyukai teknik di bidang ke-motor-an dan perniagaan karena KKK menyaksikan langsung dan dibawa-bawa oleh Ayahnya. Pada sekitar 1920-1930 salah seorang di antara pedagang hasil bumi Kutabuluh sampai ke Medan yang sukses yakni Tentu Karo Karo, Ayah KKK. Tentu Karo Karo (TKK) telah memiliki kereta lembu sebagai pengangkut barang dagangan ke Medan dan waktu kembali ke Kutabuluh membawa barang kebutuhan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H