Lihat ke Halaman Asli

Urine Kelinci sebagai Sumber Nutrisi Budidaya Sawi Sistem Hidroponik Rakit Apung

Diperbarui: 22 Juli 2020   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Budidaya hidroponik merupakan teknik menanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Hidroponik rakit apung merupakan salah satu sistem hidroponik yang paling sederhana, mudah, dan relatif murah. Sistem hidroponik rakit apung menggunakan bak yang berisi larutan nutrisi yang kemudian ditutup Sterofoam dibagian atasnya yang berfungsi sebagai penopang tanaman.

Nutrisi yang tersedia dalam bak memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman, nutrisi yang dapat digunakan yaitu dengan memanfaatkan kotoran ternak yaitu urine kelinci yang merupakan sumber hara organik. Sebelum dijadikan sumber nutrisi budidaya hidroponik urine kelinci perlu dilakukan fermentasi dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam EM4.

Dok. pribadi

Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair urine kelinci yaitu urine kelinci 10 L, EM4 50 ml dan tetes tebu sebanyak 100 ml. Alat yang yaitu ember, pengaduk, dan jerigen. Cara pembuatan pupuk organik cair urine kelinci yaitu campur semua bahan dalam ember kemudian aduk hingga homogen, setelah itu pindahkan ke jerigen tutup rapat selama 30 hari sehingga fermentasi dapat berlangsung.

Selama proses fermentasi dilakukan pengecekan setiap pagi untuk membuang gas di dalamnya dan menutup kembali. Kandungan unsur hara pupuk organik cair urine kelinci yang diteliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP) memiliki kandungan hara yaitu Nitrogen 0,19%, Fosfor 0,026% dan Kalium 0,205%.

Urine kelinci memiliki tekstur cair yang mudah diaplikasikan pada sistem budidaya hidroponik selain itu urine kelinci memiliki harga yang relatif murah sehingga petani dapat menggunakan urine kelinci sebagai sumber hara sistem budidaya hidroponik. Kandungan unsur hara dalam urine kelinci dapat menyuplai kebutuhan hara tanaman sawi. Untuk mengetahui kandungan ion ion yang terlarut dalam nutrisi dapat menggunakan alat yang bernama EC meter (Electrical Conductivity).

Dari penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan berbagai konsentrasi urine kelinci. EC dalam penggunaan nutrisi urine kelinci pada konsentrasi 25 ml/l yaitu 0,5 mS. EC tersebut mampu  menghasilkan bobot tajuk tanaman sebesar 116,21 gram. Unsur hara yang tersedia diserap oleh akar yang kemudian dijadikan sumber pembentukan asam amino dalam pembentukan protein. Walaupun EC tersebut tidak sesuai standar EC tanaman sawi, urine kelinci memiliki potensi sebagai sumber hara budidaya sawi pakcoy sistem hidroponik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline