Lihat ke Halaman Asli

Rizky Hadi

Anak manusia yang biasa saja.

Cerpen | Pendatang Baru Negeri Godam

Diperbarui: 3 Januari 2021   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Negeri Godam tengah dilanda kekacauan beberapa hari ini. Kedatangan pendekar dari negeri Thraskan bernama Big Bab menjadi musababnya. Makhluk bertubuh tinggi besar, perut buncit dengan bertelanjang dada. Pergelangan kakinya terdapat logam besi berisi jimat Vardasrana, bisa membuat makhluk yang memakainya mempunyai tumpuan sangat kuat.

Big Bab menghancurkan setiap bangunan yang dijumpai. Membunuh anak-anak dengan samurai kecil sehingga darahnya bisa dijadikan kekuatan baru untuk Big Bab. Semakin banyak asupan darah, Bib Bab akan semakin tak tertandingi.

Tujuan Big Bab datang ke negeri Godam adalah untuk menjadi penguasa. Dia sudah bosan hidup di negeri Thraskan karena hanya selalu menjadi kacung. Setelah mengumpulkan kekuatan selama bertahun-tahun, Big Bab akhirnya pergi. Mujurnya, di setiap negeri yang disinggahi, dia hanya merasa nyaman berada di negeri Godam.

"Siapa penguasa Godam?" Suara Big Bab menggema ke penjuru negeri.

Orang-orang lari ketakutan mendengar suara Big Bab. Setiap perempuan yang sudah mempunyai anak, segera menyembunyikan buah hatinya ke dalam rumah. Big Bab masih meluluh lantakkan bangunan. Kendaraan seperti motor dan mobil juga hancur akibat kekuatan tangan dari Big Bab.

"Siapa penguasa Godam?" Sekali lagi, Big Bab kembali mengeluarkan suaranya yang berat.

Dari balik reruntuhan, orang-orang kalang kabut, muncul seorang pria berkaos abu-abu dibalut jaket hitam dengan rambut depan menutupi dahi. Dia adalah Awang. Jika dia hendak bertarung, maka dengan cincin hitamnya akan berubah menjadi Godam, sang penguasa negeri Godam.

"Hentikan! Kau mengganggu kedamaian negeri ini," ucap Awang.

"Jadi kau penguasa negeri ini? Pria kerdil sepertimu tak pantas memimpin. Akulah yang akan mengambil alih kekuasaan," balas Big Bab.

"Oh ya? Negeri Godam tidak pernah mempunyai penguasa kejam sepertimu."

"Nyalimu besar sekali sehingga berani melawan perkataanku."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline