Lihat ke Halaman Asli

Java Paradise

Diperbarui: 7 April 2019   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Bromo (Dokpri)

Malang merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang mengasyikkan. Mulai dari arsitektur bangunannya yang indah, sanggar seni yang masih bertahan di era sekarang, kuliner daerah setempat yang unik dan lezat, kehidupan sosial masyarakatnya, bangunan bersejarahnya yang bisa mengenang masa lalu, transportasi seperti kuda dan becak bermotor yang masih digunakan masyarakat sekitar, UKM yang menjadi mata pencaharian warga di sana. Dan jangan lupakan dengan wisata alamnya yang terkenal, salah satunya yaitu Gunung Bromo dan Coban Rondo.

"Java paradise", julukan untuk Malang karena beragam wisata alamnya yang indah seperti surganya Pulau Jawa. Malang dikelilingi oleh beberapa gunung, salah satunya adalah Gunung Bromo. 

Bromo memiliki banyak pesona yang mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung. Kalian akan disuguhkan dengan pemandangan alamnya yang hijau membentang hingga ujung mata memandang. Selain itu, kalian bisa melihat sunrise, mendaki gunung menggunakan tangga, membeli bunga Edelweis sebagai cendera mata, naik atau turun gunung menggunakan kuda yang disewa, juga dapat berswafoto dengan kuda yang ditumpangi, dan mengarungi lautan pasir yang disebut "pasir berbisik".

Ada salah satu budaya di Bromo yang ditawarkan lainnya. Kalian bisa melihat ritual yang biasa dilakukan oleh masyarakat di sana, lebih tepatnya pada waktu hari ke-14 festival Hindu Yadnya Kasada, masyarakat Tengger yang hidup di sekitar Gunung Bromo, melakukan pendakian gunung dengan membawa sesaji atau persembahan yang berupa buah, beras, sayuran, bunga, dan juga pengorbanan ternak mereka kepada para dewa gunung dengan cara melemparkan sesaji tersebut ke dalam kaldera gunung berapi.

Pada padang pasir terdapat sebuah candi Hindu yang disebut dengan nama Pura Luhur Poten. Candi tersebut memegang arti penting untuk masyarakat Tengger yang tersebar di desa-desa pegunungan, seperi Argosari, Ngadisari, Ngadas, Wonokitri, Ranu Prani, Ledok Ombo, dan Wonokerso.

Candi ini menjadi tempat utama dalam upacara Yadnya Kasada tahunan yang berlangsung kurang lebih dalam waktu satu bulan. Padahari ke-14, biasanya masyarakat Tengger akan berkumpul di Pura Luhur Poten ini untuk meminta berkah dari Ida Sang Hyang Widi Wasadan penguasa Mahameru (Gunung Semeru).

Selanjutnya, Coban Rondo juga tak kalah menarik dengan Bromo. Sebelum lebih lanjut bercerita tentang Coban Rondo ini, apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata "Coban" dan "Rondo"? Mungkin kata-kata ini asing bagi kalian, tapi ini memiliki arti yaitu "Coban" artinya "Air Terjun" dan "Rondo" adalah "Janda".

Coban Rondo menyuguhkan pemandangan dan suasana yang sangat asri dan bisa membuat kalian merasa betah walaupun baru sebentar menginjakkan kaki di sana. Lingkungan alamnya yang hijau, suasana yang damai disertai dengan suara sekawanan monyet yang bersahutan, udara yang sejuk dan dingin, dan sungai yang mengalir bersih. Keindahannya dapat memanjakan mata dan pikiran apabila kalian merasa penat dengan rutinitas sehari-hari. Menarik bukan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline