Lihat ke Halaman Asli

Menjaring Kuliner di Bumi Arema

Diperbarui: 7 April 2019   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahu Lontong Lonceng (Dokpri)

Singgah di Kota Malang belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi salah satu kuliner wajib yang satu ini. Pos Ketan Legenda 1967 sudah menjadi primadona di Bumi Arema. Ikon kuliner itu terletak di Jalan Ir. Soekarno, bagian barat Alun-Alun Batu.

Ketan Legenda berdiri pada tahun 1967. Pemiliknya yaitu keluarga Nenek Siami yang sudah menjalankan usaha ini sejak 52 tahun lalu dan masih ramai pembeli sampai saat ini.

Pos Ketan dibuka pukul 10.00 - 02.00 WIB. Dengan jam operasional yang cukup lama, makanan ini sangat nikmat dijadikan sebagai cemilan malam sembari menikmati sejuknya udara malam di Kota Batu. Dengan berbagai macam toping, legit, dan rasanya yang tak lekang oleh waktu membuat para pembeli rela mengantri hingga cukup lama.

Kalau yang ringan dan manis belum cukup memanjakan perut kita, maka Tahu Lontong Lonceng bisa menjadi solusinya. Terletak di Jalan R.E Martadinata, Kota Malang, kuliner lokal yang sangat legendaris ini sangat menjadi rekomendasi dalam memanjakan perut.

Nama "Lonceng" awalnya hadiah dari Gubernur Keresidenan Belanda, karena pada awalnya berjualan di dekat tugu lonceng yang sekarang digantikan oleh tugu kecil dengan jam dinding di atasnya. Warung Tahu ini tepat berada di seberang Klenteng Eng An Kiong dan di sebelah Rumah Kematian Panca Budi.

Ada dua jenis menu yang ditawarkan di sini, yaitu tahu telur dan tahu saja. Untuk pengiringnya bisa dipilih dengan nasi ataupun lontong.

Secara fisik tidak terlalu beda dengan tahu lontong pada umumnya. Dalam satu piringnya ada tauge, mentimun, kerupuk, dan yang tidak boleh ketinggalan yakni bumbu kacang. Tahu disiram dengan kuah kacang memang menggugah selera. Bumbu kacang Lontong Lonceng ini menggoyang lidah dengan adanya rasa rempah-rempah yang bersatu padu di dalamnya. Karena rasanya yang enak dan lezat inilah alasan mengapa Tahu Lontong Lonceng tetap bertahan dari 1953 hingga sekarang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline