Lihat ke Halaman Asli

rizkydh Hadi

Wiraswasta

Memahami Para Pewaris Abu

Diperbarui: 5 April 2024   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Melampiaskan masalah hidupnya ke orang lain menjadi salah satu pertanda hidup bermasalah, begitulah mereka yg katanya menjadi pelopor yang kini berdiri diatas korban yakni kawan-kawannya sendiri. 

Kekalahan demi kekalahan paska glorifikasi klaim kemenangan semuanya menjadi bukti bahwa mereka tak lebih dari sekedar remah-remah yang tersortir seleksi alam, Residu.


 Seperti ujaran Bung Karno " warisilah apinya kemerdekaan bukan abunya", seperti itu pula mereka yang telah padam semangatnya paska perjuangannya yang berkobar-kobar namun kobaran apinya makin meredup lalu meredup mati dan kini menjadi gerombolan abu.


Kekalahan demi kekalahan para remah-remah ini memaksa mereka menjual kemewahan terakhir yang sebenarnya tak pernah dimilikinya, Cuma klaim gagah gagahan eksistensi palsu. Karna dalam hidup meski aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi, setidaknya menganggap diri pernah eksis sudah lumayanlah begitu ujar Abraham Maslow, seorang buruh harian lepas tanpa kewarganegaraan.


Terus ngapain memikirkan para residu ini? Ya ga perlu dipikirkan banget juga, tapi dalam hidup memberi ruang naluri tuk bertarung tuk peningkatan diri adalah hukum alam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline