Kali ini tulisan saya ini akan saya awali dengan kejujuran bahwa sesungguhnya saya benar benar bingung mestimengungkapkannya seperti apa.
Lagi lagi ini teruntukmu.
Satu saja doaku semoga kamu yang tak tau aku tak lelah menginspirasiku.
Sungguh itu suatu keberuntungan yang benakku dapatkanlebih daripada aku memikirkan apapun.
Semoga perkataanku kali ini tidak terlalu sulit dan mudah saja untuk kamu mengerti,
seseorang yang tidak mengerti aku,emm bukan…mungkin lebih tepatnya adalahtidak berhasil mengerti aku.
Tau tidak? mungkin kebingungan kita adalah sama.
Sama seperti aku yang sebenarnya bingung mesti menjamahmu dengan kata terindah dan seindah apa.
Padahal aku sedang tidak menggenggam pensil lebih tidak mungkin aku merematnya kuat-kuat
Dan aku tidak perlu penghapus dan mengelusnya keras keras di atas kertas.
Mungkin kamu heran bagaimana bisa aku bilang mengelus sedang aku ingin melakukannya dengan keras padahal arti mengelus saja adalah sesuatu yang lembut.
Ya inilah salah satu kegilaanku karnamu.
Merangkai kata yang tidak indah namun menjadi rancu dalam pikiranmu.
Itu sengaja asal kau tau, agar kamu gila karna kata-kataku dan semakin gila dan akhirnya menggilaiku.
Haha mungkin barusan kalimat ternakal yang satu-satunya berhasil ku buat.
Kembali lagi,lalu aku harus menjamahmu dengan kalimat serupa apa yang pantas untukmu agar kamu terkagum kagum namun tidak untuk meletakan cinta di bawah telapak kaki lebih rendah untuk menapakispasi spasi rangkaian kata-kataku.
Dan juga tidak sampai membuatmu menaruh cinta di lututmu untuk benar benar bersujud karna kata-kataku sebenarnya hanyalah rendah jika tanpa kamu, inspirasiku.
Ucapanku,tulisanku yang sebenarnya adalah biasa,
Tapi kamu yang menjadikannya luar biasa
Jika tidak,maka sungguh aku berani sumpah aku lah yang akan menaruh hati di kaki untuk mencarimu dan di lutut untuk memohon kepadamu agar jadi inspirasiku , lagi.
Sungguh aku sedang tidak belajar menggunakan kata-kata indah untuk mengguna-gunai mu.
Aku hanya sedang tersesat dalam kebingunganku sendiri untuk menjadi siapa dan seperti apa yang benar-benr pantas berdiri di hadapanmu entah dengan seikat mawar agar terlihat romantis atau selembar kertas agar terdengar puitis..
Tidak sayang sungguh tidak.
Karna sesungguhnya aku hanya sedang menjadi apa adanya yang bisa kamu terima juga apa adanya,
Terlepas dari seragam kelebihanku dan seragam kekuranganku
Sungguh kalimatku biasa, kamu yang luar biasa . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H