Lihat ke Halaman Asli

Kunjungan Klenteng

Diperbarui: 19 April 2022   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Halo guys, di kesempatan kali ini aku bakal cerita tentang kegiatan kunjungan aku selamam di klenteng.

Jadi, dosen kewarganegaraan kita yaitu Pak Edi menginstrusikan kita untuk mengunjungi tempat ibadah selain agam islam terkait penugasan penulisan artikel rutin tiap minggu. Beliau mengarahkan kita untuk mengunjungi dua tempat yang berbeda. Dan aku pun memutuskan untuk pergi ke gereja katholik dan ke klenteng Eng An Kiong yang mana kedua tempat tersebut berada di Malang dan jaraknya juga tidak jauh antara satu sama lain.

Selain karena kita mempertimbangkan jauh dekatnya tempat yang akan di tuju, kita juga melihat berdasarkan pengalaman teman -- teman yang sudah kesana terlebih dahulu terkait perizinan. Dengan mempertimbangkan izin dan juga jauh tidak nya tempat yang dituju mampu membuat waktu kunjungan ke kedua tempat tersebut lebih efisien.

Kunjungan pertama yang kita datangi yaitu menuju Gereja Katholik Hati Kudus Yesus yang berada di Kayutangan. Aku udah ngejelasin semua terkait pertanyan dan apa aja yang aku rasain selama melakukan wawancara terhadap Romo Pastor Yoris. Dan buat aku itu jadi pengalaman pertama yang super seru dan pastinya bakal aku inget banget. Jadi kalian cus kepoin ke artikel aku yang lain juga ya. Di kompasiana juga pastinya.

Waktu baru sampe di klenteng, aku langsung amaze sama aroma di klenteng. Menurut aku lilin yang dinyalain itu baunya super enak, jadi nya kayak aromatherapy gitu, tapi aku kurang tau detailnya. Dan juga iconic nya di klenteng sepengamatan aku itu, di dalam nya terdapat banyak ruangan dimana masing -- masing ruangan terdapat patung dewa dan juga banyak lilin yang dibakar. Dibakar disini konteksnya menyalakan lilin sebagaimana mestinya ya. Mungkin itu ngebuat orang -- orang biar lebih nyaman beribadah gitu ya. Kalo pandangan dan kesan pertama aku masuk ke klenteng kurang lebih begitu. Di hari itu juga rame orang -- orang yang dating untuk menjalankan ibadahnya.

Disana, banyak hal yang aku dapetin, materi tentang kebudayaan, agama, dan klentengnya juga pastinya. Melalui penulisan artikel di kompasiana ini, aku bakal certain sebisa aku ya temen -- temen.

Stay tune !

Sekilas tentang sejarah berdirinya Klenteng Eng An Kiong. Klenteng ini didirakan pada tahun 1825 oleh seorang jenderal belanda. Dan luasnya kurang lebih 5000 persegi. Dan dalam buda konghucu terdapat yang Namanya tri darma agama.

Kegiatan ibadah yang dilakukan setiap minggunya kurang lebih seperti mengambil satu dupa agar wangi dan merasa bersih, dalam mengambil dupa , dupa tersebut tidak boleh ditiup. Dupa tersebut meliputi mengambil tiga dupa makana, tiga dupa langit dan bumi. Setelah mengambil semua dupa yang telah disebutkan, lalu menancapkannya secara berurutan.

Namun dalam masa pandemic covid 19 seperti ini, ibadah tetap bisa dilaksanakan namun masih ada beberapa hal yang dibatasi dan juga wajib menerapkan protocol kesehatan. Meskipun begitu, kegiatan beribadah tetap dapat dilaksanakan meskipun berbeda dengan sebelum pandemic dating melanda.

Seperti yang udah aku certain di atas, yaitu di klenteng terdapat banyak ruangan yang di dalamnya terdapat banyak patung dan lilin. Patung -- patung yang bedrada disana sangat banyak dan berbeda -- beda. Ada yang berukuran sedang dan berukuran sangat besar. Patung yang besar diletakan di lantai dua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline