Lihat ke Halaman Asli

Alfatur Rizky

Suka bercerita dalam tulisan

Cua

Diperbarui: 12 Desember 2023   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto : Dokumen Pribadi

Melangkah dari kisah yang pahit, membuatku memang buta arah. Tak pasti tujuan kemana langkah yang harus diambil. Gagal terus dalam memanjat tangga. Hari yang sama datang, dia datang dengan tangan untuk meraihku dari dalam dunia kelam lalu. Aku merasa bahagia karena aku sudah ada yang bantu untuk menggapai tujuan utama.

Setiap hari hanya pikiranku untuk dia, untuk hidupnya, kukorbankan banyak hal, segala mimpi lamaku berkendara lebih jauh aku lupakan, menjauh dari keramaian lama, menjauh dari kesibukan lalu, menjauh dari maut yang ada didepanku, menjauh dari hirak hiruk hirik para penggombal handal.

Kutahan semua pedihnya irisan pisau lama dan baru, ku bertahan dari setiap luka, ku bertahan dari pahit pil ekstasi itu, kutahan semua rasa telernya duniawi, kutahan pula setiap batu bara yang menimpaku, semuanya beban itu aku tahan hanya untuk sesuap kebahagiaan yang akan aku raih bersama dia.

Tak peduli para adinda dan kanda berkata "Sudah cukup, kau terlalu tersiksa". Bagiku itu hanya sesuap kata manis agar aku bisa kembali kedunia kelam lalu. Aku merasa kelam dan tak pernah berhasil dari keluar dari cerita lama, namun DIA berhasil membawaku jauh dari jahat dunia hitam itu.

Rasa itu tumbuh sejak lama, sejak aku tahu dia masih berganding tangan dengan para pengawal lamanya, masih pula aku bersabar aku bisa menggenggam tangan dia. Hangatnya itu membuatku nyaman, membuatku tahu harus jalan kemana, tahu harus melakukan apa. Selama ini aku hanya ada di Kutub Utara, Dinginya tak karuan, membuatku sakit sekali. 

Hari demi hari, memang ada anak panah yang membuatku gundah gulantah, risau gerasau. Tapi aku tahu itu hanya batu kecil yang mencoba membuat telapak kakiku sakit. Tapi, masih saja kata-kata "Sudah, cukup, sudah selesai" setiap hari berbisik. Sahaja aku tak perdulikan lagi. Karena aku ingin bersama dia. Bukan karena kata Cinta dan Sayang lagi. Mungkin sudah segalanya. Terlalu berlebihan memang. Sudah dicabut pula oleh ALLAH SWT.

"AAARRRRRRRRRGGGGGGHHHHHHHH," tanyaku kenapa pula engkau ambil. Aku sudah berbuat apa sampai aku harus jatuh dan merasakan sakit dan Terluka Dalam Cerita Yang Sama. KENAPA TANYAKU? ALLAH KENAPA ENGKAU JAUHKAN AKU... CUA..

Malam itu hanya tangan yang sudah bergetar, mata yang sudah sembam kesakitan, hati yang sudah sakit, Kakiku yang sudah mati rasa, mataku yang sudah gelap penglihatannya, tubuhku yang dingin seperti mayat, kepalaku yang kosong seperti orang sakau.

Aku sudah lelah sekali, kenapa tangan dia yang hangat yang menggapaiku, membawaku, justru menjatuhkan aku lagi. Rapuh? Iya benar! Aku Rapuhh, hanya satu hembusan aku TEWAS. Kenapa engkau sakitiku terus terus menerus, AKU SALAH APAA??

Selaluku bertanya, aku salah apa? Apa yang telah kulakukan sampai aku merasakan sakit lagi. IM SCAREEEEE!!! Aku takut kembali ditarik orang iblis itu lagi, aku takut kembali kedunia gelap. Aku ketakutan dari dalam pikiranku, dari luar pikiranku, aku sudah pasrah saja. Aku sudah lelah saja. Aku maknakan ini bukan kata "PERPISAHAN DAN SELAMAT TINGGAL", lebih tepatnya mati saja engkau Laki-laki GAGAL.

"AAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHH," JERITKU YANG SUDAH INGIN MELEDAK BAGAIKAN GERANAT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline