Pendidikan pada hakekatnya merupakan salah satu sarana yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dapat melahirkan generasi dengan kepribadian yang dapat menjadi ujung tombak kemajuan peradaban. Sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945, tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan rakyat dan pada akhirnya menunjang kesejahteraan rakyat.
Pentingnya pembentukan pendidikan karakter yang ada dalam diri siswa ini juga sesusai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU. No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 3 yang di menyebutkan bahwa pendidikan Nasional memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perbedaan bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran IPS memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter siswa. Namun, Pembelajaran IPS dalam pembentukan karakter siswa tentunya bukanlah hal yang mudah, perlu perjuangan yang berkesinambungan agar menghasilkan hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran IPS memiliki kesamaan dengan pendidikan karakter yang mana keduanya memiliki tujuan untuk menjadikan psiswa sebagai warga negara yang baik, perduli terhadap masalah sosial dan lingkungan yang ada, serta juga sama-sama memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.
IPS memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai suatu pendidikan nilai, pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti (Darmiyati Zuchdi, 2008:5). Pendidikan IPS memiliki arah dan tujuan capaian yang sama dengan pendidikan karakter, yakni sama-sama bertujuan untuk mengajarkan perserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Gross bahkan mengatakan values education as social studies to prepare students to be well-fungtioning citizens in democratic society (Hamid Darmadi, 2007: 8). Tujuan dari pendidikan karakter adalah menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang baik, yakni warga negara yang memiliki pedoman terhadap adat istiadat, agama dan nilai-nilai luhur yang sesuai dan tidak bertentangan dengan budaya Indonesia. Tidak hanya itu saja, pendidikan karakter juga menanamkan nilai-nilai lain seperti kejujuran, nasionalisme, patriotisme, tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian.
Thomas Lickona (2000: 48) mengemukakan nilai-nilai yang perlu untuk senantiasa dipraktekan dalam kehidupan peserta didik yakni nilai kejujuran, kasih sayang, pengendalian diri, saling menghormati dan menghargai, tanggung jawab, kerjasama, ketekunan.dan kerjasama. Sudah sepantasnya pembentukan karakter peserta didik menjadi perhatian serius bagi semua stakeholder pendidikan Indonesia. Dengan demikian pendidikan IPS memiliki peran vital dalam membentuk karakter peserta didik. Pendidikan IPS menjadi sebuah pondasi bagi pengembangan intelektual peserta didik, bukan hanya itu dengan IPS diharapkan peserta didik dapat totalitas dalam pencapaian komprehensif dari dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan IPS peserta didik diharapkan mampu membangkitkan cara berpikir, bertindak dan bersikap yang bermoral sebagai warga masyarakat dan negara.
Mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi dalam pelajaran IPS dikembangkan dan disusun mengacu pada aspek kehidupan nyata (Sapriya, 2009: 194). Materi pendidikan IPS di sekolah dirancang sesuai dengan realitas sosial yang terjadi di masyarakat, mengenalkan berbagai gejala-gejala sosial, isu-isu aktual dan didalamnya berisi berbagai macam ilmu sosial dan humaniora seperti sejarah, sosiologi, geografi, antropologi dan kewarganegaraan, dengan tujuan agar peserta didik memiliki kecakapan untuk berpikir kritis dan memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Dalam prakteknya pendidikan IPS harus selalu cepat tanggap memperhatikan gejala dan isu yang berkembang di masyarakat agar peserta didik lebih mendapatlan contoh nyata dari konteks yang sedang terjadi di masyarakat.
Guru juga memiliki peranan penting agar pembelajaran IPS menjadi optimal dalam membentuk karakter. Menjadi seorang guru IPS harus berpegang pada 5 prinsip pembelajaran yaitu: bermakna (meaningful), terpadu (integrative), menantang (challenging), aktif (active), dan berbasis nilai (value based). Guru harus dapat melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan seperti berkomunikasi, beradaptasi, bersinergi, bekerja sama, bahkan berkompetisi sesuai dengan adab dan norma-norma yang ada. Proses pembelajaran IPS yang tidak optimal akan berimbas kepada tujuan pembelajaran IPS sebagai bagian dari proses pembentukan karakter tidak dapat tercapat dengan baik (Sardiman, S. 2010:158).
Tujuan pembelajaran IPS (Pusat Kurikulum, 2006: 7), adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari.
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat;
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan