Pada Senin (26/08/24), Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Mesin Fakultas Pendidikan Teknik dan Industri Universitas Pendidikan Indonesia (PPK ORMAWA HMM FPTI UPI 2024) melakukan Penyuluhan Program Kukona yang dimana bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh masyarakat mengenal perubahan iklim yang ada di sekitar mereka khususnya dampak buruk yang terjadi dan bagaimana kontribusi program kukona terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Desa Cipanjalu.
Kegiatan ini diawali dengan Pre-tes, Pematerian, Sesi tanya jawab, dan terakhir dilanjut dengan Post-tes yang mana secara umum soal-soalnya terkait dampak pembuangan limbah dan perubahan iklim serta bagaimana cara mengatasi masalah tersebut yang dilakukan oleh masyarakat dan pemuda/i karang taruna Desa Cipanjalu.
Setelah itu dilanjutkan dengan sesi pematerian yang disampaikan oleh Navia Rahmalia Zahra, Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin 2021. Materi yang disampaikan terkait dengan dampak buruk pembuangan limbah dan perubahan iklim yang terjadi pada Desa Cipanjalu. Bahwasannya Pengolahan tanaman kopi di Desa Cipanjalu masih berfokus pada biji kopi, sedangkan pengolahan kulit kopi belum dilakukan secara optimal dan mengakibatkan kulit kopi terbuang tanpa tindak lanjut sehingga menjadi limbah. "Penimbunan limbah kulit kopi dalam jumlah banyak dapat menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi lingkungan" jelas pemateri.
Hal tersebut menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar salah satunya bau busuk yang diakibatkan oleh limbah kulit kopi terlalu lama dibiarkan. Oleh karena itu, Tim PPK ORMAWA HMM FPTI UPI membentuk sebuah program yang berperan sebagai bentuk upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Hasil analisis yang didapatkan dari pre-test dan post-test yang diberikan pada masyarakat Desa Cipanjalu menunjukkan bahwa sebagian besar warga desa Cipanjalu mengalami peningkatan pemahaman tentang dampak buruk perubahan iklim dan pembuangan limbah setelah pematerian. Dari total 29 peserta, 24 orang atau sekitar 82.76% mengalami peningkatan jumlah jawaban benar dari pre-test ke post-test, menandakan bahwa mereka mendapatkan manfaat yang signifikan dari materi yang disampaikan. Sebaliknya, hanya 4 peserta yang mengalami penurunan pengetahuan, dan 1 peserta tidak menunjukkan perubahan sama sekali. Peningkatan yang dominan ini mencerminkan bahwa pematerian efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai isu-isu lingkungan.
Lalu, Bagaimana Kontribusi Program Kukona terhadap Upaya Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim?
Melalui penanganan pencemaran lingkungan salah satunya seperti mengurangi bau tidak sedap akibat pembusukan limbah kulit kopi dengan pengolahan kulit kopi menjadi Biopelet sebagai bahan bakar dan Bipestisida sebagai pestisida alami, ini diproduksi menggunakan alat yang sudah kami rancang.
Author: Rizky Adi Zuliansah dan Shofya Azzahra Muttaqin