Lihat ke Halaman Asli

Rizky Adelya

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi

Strategy Evalution

Diperbarui: 10 Januari 2023   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Hakekat Evaluasi Strategi

Proses manajemen strategis membuahkan hasil yang dapat berpengaruh signifikan dan jangka panjang. Apabila keputusan strategis yang diambil salah, bisa mengakibatkan kerugian yang sangat besar, tidak akan mudah untuk memulihkan kembali. Butuh waktu yang sangat lama untuk mengembalikan kerugian tersebut. Karena itu para perencana strategi sependapat bahwa sangat penting bagi kehidupan organisasi untuk melakukan evaluasi strategi. Evaluasi yang dilakukan tepat waktu bisa mengingatkan manajemen akan problem atau potensi problem yang berdampak besar pada organisasi. 

Strategi terbaik yang diformulasikan dan diimplementasikan dengan baik menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal perusahaan berubah. Oleh karena itu, penting bagi penyusun strategi untuk secara sistematis meninjau, mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi. Evaluasi strategi sangat penting untuk kesejahteraan organisasi. Evaluasi tepat waktu dapat mengingatkan manajemen akan masalah potensial atau aktual sebelum situasi menjadi kritis. Evaluasi Strategi mencakup tiga kegiatan dasar : 

1.Meneliti dasar-dasar yang mendasari strategi perusahaan. 

2.Membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya. 

3.Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. 

Evaluasi strategi merupakan sebuah tahap proses penilaian dari hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya dengan implementasi strategi yang diterapkan perusahaan dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan.Para manajer disemua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategik, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali. Agar evaluasi dan pengawasan efektif, manajer harus mendapatkan umpan balik yang jelas, tepat waktu, dan tidak bisa dari orang-orang bawahannya yang ada dalam hirarki perusahaan.

2. Karakteristik  Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi yang efektif harus ekonomis: artinya, informasi yang diperoleh harus propoorsional, informasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menghambat proses pengambilan keputusan dan memakan waktu yang lama bahkan dapat menghabiskan banyak biaya. Aktivitas evaluasi strategi seharusnya memberi makna juga harus berkaitan dan searah dengan tujuan perusahaan. 

Aktivitas ini harus menyajikan informasi yang bermanfaat kepada manajer tentang aktivitas dimana mereka memegang kendali dan pengaruh didalamnya. Informasi yang diberikan dapat berupa informasi antar waktu manajer membutuhkan informasi harian pada situasi dan tempat tertentu, misalnya saat ingin mengakuisisi sebuah perusahaan lain, tentunya ia kerap memerlukan informasi untuk keperluan evaluasi. Tetapi bagi departemen litbang, informmasi evaluasi baik harian atau mingguan mungkin tidak berjalan baik. Informasi yang prediktif justru lebih diharapkan daripada informasi akurat yang jauh dari dengan kondisi saat ini. Pengukuran yang dilakukan terus menurus dan pelaporan cepat dapat mematahkan kendali daripada sebaliknya. Dimensi waktu dari kendali harus bersamaan dengan rentang waktu peristiwa yang sedang diukur. 

Evaluasi strategi seyogyanya didesain untuk memperoleh gambaran konkret terhadap hal yang sedang terjadi. Contohnya, saat kondisi ekonomi sedang turun, rasio produktifitas dan profitabilitas dapat menurun drastis dan meresahkan, walaupun semua anggota organisasi telah bekerja keras. Evaluasi strategi harus obyektif dalam menggambarkan peristiwa ini.

Informasi dari proses evaluasi strategi harus bisa memudahkan pengambilan tindakan dan sampaikan kepada setiap orang dalam organisasi yang membutuhkannya sebagai dasar untuk melakukan tindakan. Manajer biasanya mengabaikan laporan evaluasi yang disediakan untuk tujuan informasi belaka, tidak semua manajer membutuhkan semua laporan tersebut. Kendali seharusnya berorientasi pada tindakan dibandingkan berorientasi pada informasi. Proses evaluasi strategi tidak boleh mendominasi keputusan, proses tersebut seharusnya mendorong pemahaman yang saling menguntungkan, saling percaya, dan secara umum dapat diterima.


3. Kerangka Kerja Evaluasi Strategi

Dalam evaluasi strategi, tindakan korektif tidak dibutuhkan apabila tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap faktor internal dan eksternal; juga pada saat perusahaan tidak mengalami kendala dalam pencapaian strateginya.

  • Meninjau Berdasarkan Strategi
  • Mengukur Kinerja Organisasi
  • Mengambil Tindakan Korektif

4. Balanced Scorecard

Era informasi dalam globalisasi membuat banyak perusahaan berada pada lingkungan bisnis yang kompleks dan kompetitif. Situasi bisnis yang dinamis menuntut para pimpinan dan jajaran manajemen perusahaan melakukan pengukuran kinerja yang dapat mengetahui keadaan dan posisi perusahaan, juga sistem yang mampu memberikan gambaran secara komprehensif perihal kinerja perusahaan dan dapat menjembatani strategi dan implementasi strategi perusahaan. Karenanya, dibutuhkan alat eksekusi strategi yang mampu meniawab tantangan-tantangan tersebut. Pendekatan Balance Scorecard digunakan sebagal alat untuk menterjemahkan sasaran strategis perusahan ke dalam serangkaian aktivitas kerja yang saling terkait dalam memiliki hubungan sebab-akibat, yang dapat diukur dan dipantau untuk memastikan strategis perusahaan dapat tercapai. 

Konsep Balanced Scorecard (BSC) yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton, terdiri dari dua indikator utama, yaitu Lagging indicator dan Leading indicator. Lagging indicator adalah indikator akibat, merupakan ukuran yang teridentifikasi setelah sesuatu terjadi, yang memberikan informasi mengenai posisi Perusahaan dan apa yang harus dilakukan. Sedangkan Leading indicator adalah indikator sebab, berisi inisiatif-inisiatif atau aktivitas yang harus dilakukan untuk mendukung pencapaian Lagging indicator. Melalui dua indikator inilah, Balance Scorecard memungkinkan Perusahaan menyeimbangkan hasil dengan penggerak kinerja. Komponen perspektif dalam Lagging indicator meliputi aspek Financial dan Customer, sedangkan Leading indicator meliputi Internal Business Process dan Learning and Growth. Berikut ini adalah paparan mengenai keempat persepektif tersebut:

  •  Perspektif Keuangan ( Financial Perspective)
  • Perspektif Pelanggan ( Customer Perspective)
  • Perspektif Proses Bisnis Internal ( Internal Business Process)
  • Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ( Learning and Growth Perspective)

Kesimpulan

Evaluasi strategi merupakan sebuah tahap proses penilaian dari hasil kinerja perusahaan yang sesungguhnya dengan implementasi strategi yang diterapkan perusahaan dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Para manajer disemua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah. Walaupun evaluasi merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali. Ada empat standar yang digunakan dalam evaluasi Strategi yakni: konsistensi, kelayakan, keunggulan, dan kesesuaian. 

Evaluasi strategi harus dalam pertimbangan ekonomis dan didesain untuk memperoleh gambaran konkret terhadap hal-hal yang sedang terjadi. Kerangka evaluasi strategic meliputi peninjauan berdasarkan strategi, pengukuran kinerja organisasi, dan pengambilan tindakan korektif. Evaluasi strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat ditetapkan dapat tercapai. 

Evaluasi strategi adalah cara bagi pelaku bisnis untuk mengevaluasi posisi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan strategis. Evaluasi ini memberikan metode obyektif untuk menguji efisiensi dan efektivitas strategi bisnis, serta cara untuk menentukan apakah strategi yang sedang dilaksanakan adalah menggerakkan bisnis ke arah tujuan strategis yang dimaksudkan. 

Tak hanya itu saja, evaluasi strategis juga dapat membantu mengidentifikasi kapan dan tindakan korektif apa yang diperlukan untuk membawa kinerja kembali sejalan dengan tujuan bisnis yang Anda lakukan. Semakin kompleks masalah yang terjadi pada lingkungan bisnis, semakin sulit pula memprediksi keberlangsungan organisasi di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline