Bumi Manusia adalah salah satu novel Tetralogi Pulau Buru buatan penulis terkemuka yaitu Pramoedya Ananta Toer, setelah berhasil dengan buku-bukunya yang lain yang telah diterbitkan, Pria kelahiran kabupaten Blora ini membuat buku yang sangat fenomenal yaitu "Bumi Manusia", buku ini sempat dilarang beredar pada tahun 1980 hingga 1988.
Bagi para pembacanya novel ini sangatlah berkesan, novel yang terbit pada tahun 1980 itu sangatlah memberikan pesan yang mendalam bukan hanya bagi pembaca pada tahun itu, bahkan sampai sekarang buku ini tetap menjadi buku yang terlaris di pasaran. Bumi Manusia, dapat membuka cara pandang baru mengenai sejarah Indonesia, terutama tentang keadaan Indonesia berpuluh-puluh tahun silam.
Dalam buku Bumi Manusia banyak menceritakan dimana keadaan bangsa dan rakyat Indonesia pada masa penjajahan, dimana kendaraan masih menggunakan andong, masih banyak pergundikan dan adanya kasta hirarki antar manusia. Disini dijelaskan bahwa sebenarnya orang-orang belanda yang ada dalam cerita Bumi Manusia mempunyai watak yang dominatif dan menindas, sedangkan Minke sebagai toko utama mempunyai watak yang sabar dan simpati terhadap sesama.
Untuk mengetahui sejarah dan kebenaran yang ada dalam Novel ini, maka pembaca harus mengetahui siapa penulis yang mempunya ide cemerlang ini untuk membuat sebuah novel yang begitu berat dalam mengusung tema yang rumit ini.
PRAMOEDYA ANANTA TOER
Pramoedya Ananta Toer adalah penulis kelahiran kabupaten Blora dan salah satu legenda penulis di Indonesia, begitu banyak karya sastra yang telah disumbangkan oleh beliau, selain menjadi sastrawan ia sempat menjadi juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta semasa kependudukan Jepang di Indonesia. Penangkapannya pada saat tahun 1965 bukanlah menjadi kiamat bagi Pram, justru ia mengembangkan ide-ide cemerlang untuk membuat karya sastra selanjutnya, dalam masa penahanannya pria asal Kabupaten Blora itu membuat beberapa novel, seperti Tetralogi Pulau Buru yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Dengan kepiawaian dan kepandaiannya ia dapat menyelesaikan buku tersebut walau dikecam dan dilarang terbit pada tahun 1980 sampai 1988 karena adanya peristiwa yang membuat seluruh warga Indonesia marah dan geram, karena ia adalah salah satu anggota aktif LEKRA maka ia ditangkap dan diasingkan.
LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat)
Lembaga Kebudayaan Rakyat atau yang biasa dikenal dengan LEKRA adalah sebuah gerakan budaya dan sosial yang produktif yang terkait dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Organisasi ini adalah downbow dari partai PKI, yang dimaksud sebagai downbow adalah suatu organisasi yang berada di bawah organisasi lain, bisa disebut ini adalah anak dari organisasi tersebut. LEKRA dibuat untuk sastrawan, seniman, maupun guru mengikuti doktrin realisme sosial, mereka ingin Publik atau bangsa Indonesia mengetahui bahwa sebenarnya komunis itu adalah ideologi yang baik dan cocok untuk digunakan di nusantara, itu adalah propaganda yang LEKRA gunakan untuk mendoktrin publik dengan mengeluarkan surat kabar, karya sastra, dan alat propaganda lainnya.
PKI (Partai Komunis Indonesia)
Partai Komunis Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai PKI adalah sebuah partai politik di Indonesia yang sempat ramai dan sekarang menjadi partai terlarang dan dibubarkan secara paksa karena usut dari peristiwa "Gerakan 30 September, Partai Komunis Indonesia" atau yang lebih dikenal dengan G30S/PKI, PKI menjadi partai yang membawahi gerakan Lembaga Kebudayaan Rakyat untuk mempropagandakan realisme sosial atas apa yang terjadi di nusantara dan menyisipkan doktrin-doktrin komunisme di nusantara.
Apa hubungannya semua ini dengan Novel Bumi Manusia?
Seperti yang di ketik dalam judul ""Bumi Manusia" Benarkah Novel Buatan PKI?" maka disini kita akan mengusut apakah benar novel in buatan PKI, jawaban bagi judul artikel ini adalah YA. Novel ini bukan sepenuhnya buatan PKI namun yang membuatnya adalah anggota PKI itu sendiri. Pramoedya Ananta Toer adalah anggota PKI yang aktif dalam organisasi LEKRA, maka dapat disimpulkan novel ini dibuat oleh anggota PKI yaitu Pramoedya Ananta Toer.
Lalu apakah dalam novel ini ada unsur komunisme, marxisme dan lenimisme?. Dalam novel ini tidak ada unsur komunisme apapun yang ada hanya unsur nasionalis dan sejarah Indonesia itu sendiri, novel ini termasuk dalam genre roman dimana Minke sebagai pemeran utama mencintai gadis bernama Annelies dan buku ini menceritakan kisah mereka. Buku ini sangatlah kompleks selain menceritakan kisah cinta, ada juga hal yang telah disinggung dalam paragraf pertama seperti pergundikan dan adanya kasta hirarki antar manusia. Dengan cerita yang kompleks ia dapat menambahkan bumbu-bumbu aksi dalam cerita untuk membuat cerita lebih menarik, seperti penindasan kaum proletar, Belanda yang dominatif, dan perang demi keadilan.
Itulah yang dapat di bahas dalam artikel ini, semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca, dan mengetahui bahwa sebenarnya novel ini menjadi sejarah karya sastra yang apik, dimana karena hanya sebuah novel, negeri ini harus sampai melarang penyebaran dan bahkan membakar buku-buku sastra karya Pramoedya Ananta Toer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H