Mungkin kehidupan di tanah rantau berbeda dengan hidup di kota kelahiran bersama sanak keluarga dekat teman teman banyak pergaulan.perbedaan hidup di perantauan itu sangat beda sekali dimana kita mulai banyak masalah hidup yang datang silih berganti dan bingung harus minta tolong kepada siapa, dari sini saya belajar tentang kehidupan sebenarnya bahwa hidup ini perlu perjuangan dan harus mengandalkan diri kita sendiri untuk bertahan hidup di tanah rantau.
Pada awalnya saya bekerja disurabaya dengan tenang tanpa ada beban hidup yang tidak terlalu berat (zona nyaman). Saya mulai bekerja pada awal tahun 2015 disuatu perusahaan swasta di bidang persewaan alat berat seperti forklift,reach steaker,RTG dan HMC diposisi sebagai tally-man, selama 2 tahun saya bekerja sebagai tally sangat biasa-biasa saja tanpa ada perkembangan dalam hidup saya hingga pada saat perusahaan saya membutuhkan operator cepat pada saat itu managger langsung menawari saya naik jabatan menjadi operator tetapi harus berangkat luar pulau di kota makassar. Saat itu saya langsung berpikir untuk keluar dari zoman nyaman ini dan harus berubah dalam kehidupan yang monoton, ahkirnya saya menerima tawaran naik jabatan itu untuk mengisi posisi operator side loader di kota makassar tepatnya di PT BUMN KIMA (Kawasan Industri Makassar).
Pada awal mula saya datang ke kota DAENG pertama kali tanpa ada keluarga atau teman disini dan saya mulai berpikir untuk hidup mandiri tanpa ada bantuan dari oranh lain. Sedikit susah adaptasi dengan orang orang makassar terutama kendala bahasa awal awal saya kenal orang makassar ku kira cara bicara kasar ternyata presepsi saya salah memang orang-orang timur mempunyai nada yang sedikit tinggi mungkin orang yang pertama kali kenal orang timur berpikir bahwa orang timur itu keras percayalah bahwa orang suku bugis itu baik-baik kawan.
Tentang biaya hidup kota makassar mungkin tidak terlalu berbeda denga kota surabaya itu semua tergantung dari pribadi kita sendiri bagaimana kita mengelola keuangan dan gaya hidup di tanah rantau tapi sebagai anak muda mungkin saya tetap perlu refreshing nongkrong setiap weekend atau sebulan sekali pergi ke pantai. Pengeluaran setiap bulan hidup saya di kota makassar :
- Uang kos setiap bulan Rp.600.000-Rp.1.500.000 tergantung fasilitas yang dipilih.
- Sewa sepeda motor Rp.400.000 sepeda motor bebek.
- Bensin Rp.300.000 perbulan.
- Biaya makan sehari 3x hampir Rp.50.000-Rp.80.000 tergantung menu yang kita pilih.
- Rokok Rp.23.000 perbungkus/hari.
- Nongkrong Rp.50.000-Rp.100.000 setiap weekend.
Seperti gambar dibawah ini pergi ke pantai bira kota bulukumba yang perjalanannya 5-6 jam dari kota makassar bersama teman teman pegawai BUMN KIMA.
Selama sebulan saya adaptasi di kota makassar sudah mendapatkan teman baru yang alhamdulillah baik baik dan mencari pergaulan baru itu di kota orang itu sangat perlu karena teman itu penting di perantauan, kenapa teman sangat penting karena pada saat kita mempunyai masalah kita punya teman cerita dan mugkin bisa membantu memberikan solusi.
Meskipun pertama kali merantau selama hampir 2 tahun hidup diperantauan bagi saya banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang saya alami.pelajaran hidup yang terpenting bagi saya adalah dekat keluarga.