Lihat ke Halaman Asli

Berwisata Dalam Negeri untuk Tumbuhkan Semangat Cinta Tanah

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini,saya cukup prihatin dengan keadaan Bangsa Indonesia ini, setiap hari, setiap saya menyaksikan acara di televisi, berita yang ditayangkan hanya selalu masalah kemeranaan bangsa ini dalam segala hal, baik cacian kepada kinerja wakil rakyat, perpecahan bangsa, moral diri dan rasa kebangsaan yang turun, banyaknya masyarakat yang masih hidup dalam kemiskinan dan hal-hal lain yang cukup membuat kita tergerak hati untuk melakukan sesuatu.

[caption id="" align="alignnone" width="275" caption="Kesejahteraan Masih Belum Merata"][/caption]

Pancasila sebagai sumber UUD, sudah tidak tercermin lagi dalam kehidupan masyarakat ini, hilangnya P4 sebagai sesuatu yang diusulkan oleh Bapak Soeharto karena keprihatinan beliau terhadap kemunduran moral akan PANCASILA kala itu semakin membuat kita tambah tidak tahu akan makna PANCASILA sesungguhnya, mungkin hanya Sila Pertama Pancasila saja yang masih diingat kuat, dan saya rasa itu karena beratnya beban hidup saat ini yang membuat kita meminta kepada-Nya sebagai pribadi yang masih beriman kuat, berpengharapan dan teguh, sedangkan, bagi yang tidak, maka akan kita lihat atau dengar berita di televisi dimana ada seseorang yang bunuh diri, mati kelaparan, merampok, membunuh atau meminum racun karena putusnya harapan. Untuk Sila Pancasila lainnya, hanya sebagian orang saja saya rasa yang masih melakukannya dengan hati dan tingkah lakunya, dan bukan hanya sekedar hapalan kepala dan terucapkan di bibir.

Saat ini saya cukup aktif diajang media social seperti Facebook atau Tweeter karena saya sering memasarkan usaha saya dari kedua media interaksi online tersebut. Suatu kali pernah saya memasarkan jasa wisata di Jogja kepada seorang kawan ( karena saya berusaha dalam sektor pariwisata di Jogja ), dan jawabnya “Ke Jogja, paling ke Parangtritis, liat Pantai banyak tahi kudanya, cih, mending ke Singapura mas…”, membaca jawaban seperti ini, langsung dibenak saya ada dua pemikiran, benar juga. Memang seperti itu keadaannya, dan yang kedua, kalau memang seperti itu, apakah tindakan teman saya dan saya akan hal itu, dan juga, apa tindakan pemerintah daerah dan pusat.

[caption id="attachment_106570" align="alignnone" width="300" caption="Minat Wisata ke Luar Negeri Masih Tinggi"][/caption]

Saat ini, banyak sekali anak muda di Indonesia yang lebih cinta wisata keluar negeri, daripada dalam negeri saya rasa, meskipun ini hanya asumsi pribadi saja, tidak berdasarkan bukti. Hal ini bisa lihat dimana seseorang menjadikan foto-foto saat mereka bepergian ke luar negeri, memajang menara petronas, bergaya di depan patung singa, berjalan-jalan di depan Istana di China atau foto dengan nuansa salju putih dan lain-lain sebagai foto profilnya, seperti beberapa kawan-kawan saya di kedua media social diatas. Apakah Indonesia ini yang begitu luas kehabisan tempat wisata sehingga ada sebagian yang memilih ke luar negeri. Wajar saya rasa, dengan berwisata keluar negeri, selain kita bisa berwisata, menikmati keindahan belahan dunia lain, kita juga bisa sekaligus menegaskan, termasuk kelas sosial manakah kita, kesuksesan hidupnya, kekuatan finansialnyadan lain sebagainya.

Kadang saya berpikir, seandainya semua orang yang menggunakan Facebook di negara tercinta kita ini menggunakan foto profil dimana bereka bergaya di salah satu tempat wisata khas daerah masing-masing, pasti akan banyak sekali manfaatnya, kita akan bisa menunjukkan wisata daerah masing masing, baik kepada teman local atau internasional agar mereka tertarik berkunjung. Saat kita berwisata di dalam negeri, secara otomatis kita akan membantu sesama kita, karena dalam industri wisata, pada umunya penduduk setempat akan merasakan manfaatnya, bukankah menyenangkan seperti ini dimana kita bisa berbagi dengan sesama, dan hal ini baru satu saja segi positifnya, dan saya rasa, pasti banyak segi-segi positif lainnya, ambil saja contoh konkret berikut, dengan adanya FTV, wistawan local di Jogja dan Wonosobo meningkat untuk tahun ini, dan acara TV lainnya seperti Jalan-jalan, iklan TELKOMSEL yang menggunakan setting hijaunya Indonesia, saya rasa juga akan bermanfaat bagus terhadap pandangan seseorang terhadap suatu daerah dalam hal pariwisatanya.

[caption id="" align="alignnone" width="252" caption="Foto Profil dengan Background Wisata Lokal"][/caption]

Kadang saya berpikir juga, apakah tanah air kita, yang dibasahi oleh darah para pahlawan dulu, baik di laut atau darat, hanya diperjuangkan untuk ditinggalkan tidak terurus dan bukan untuk dinikmati dan dimanfaatkan, saya rasa para pahlawan kita akan sedih jika melihat keadaan saat ini.

Sampai saat ini, saya masih cinta terhadap negara saya, sampai saat ini juga, saya masih aktif memasarkan Wisata Jogja sebagai sumber penghidupan saya walau terbatas dalam masalah dana dan tenaga, hal ini sekaligus menunjukkan keinginan saya untuk menunjukkan rasa cinta tanah air, kebanggaan akan bangsa, walau masih dalam skala lokal daerah.

[caption id="" align="alignnone" width="320" caption="Wisata Lokal Tidak Kalah Mengasyikkan"][/caption]

Marilah kita bersama mensukseskan wisata dalam negeri, demi kehidupan lebih baik, dalam segi ekonomi khususnya, peningkatan kesejahteraan bersama, peningkatan devisa, peningkatan jumlah kunjungan wisata asing demi Indonesia kita tercinta yang lebih baik kedepannya sebagai warisan bagi anak cucu kita kedepannya.

Sebagai penutup, saya akan menunjukkan sebuah video dari Youtube, dari Mr. Peter, seorang berkebangsaan Belanda yang membuat tutorial bermain gitar lagu-lagu Indonesia menciptakan lagu dalam Bahasa Indonesia, menyanyikannya, mengaransemennya dan menjualnya secara Internasional di Amazon dan iTunes. Dalam wawancaranya, dia sempat memberikan komentar bahwa menurutnya musik Indonesia adalah yang paling bagus ( Video wawancara ). Cukup membanggakan dan membuat semangat cinta tanah air saya semakin kuat saat melihat beliau mencoba memperkenalkan Bahasa Indonesia dan lagu-lagu Indonesia di jalanan Kota Belanda.

[caption id="attachment_106573" align="alignnone" width="300" caption="Cintamu by NlPeter"][/caption]

Alangkah baiknya jika B. Norman seperti ini, bernyanyi secara live, bermain alat musik dengan baik, menciptakan lagu sendiri dan yang paling utama, menggunakan bahasa yang diperjuangkan para pahlawan kita dan sudah diundang-undangkan, saya rasa, pasti beliau akan lebih sukses.

Dan sekali lagi, marilah kita pupuk dan kembangkan semangat cinta tanah air.

(rja)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline