Desa Menoreh merupakan salah satu desa terbesar di Kecamatan salaman yang terdiri atas 16 dusun, dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar Desa ini memiliki berbagai macam potensi diantaranya potensi usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM yang menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat. UMKM merupakan salah satu pendorong pembangunan ekonomi nasional, UMKM juga memiliki eksistensi yang tinggi dan cukup dominan didalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama kontribusinya dalam pembentukan PDB atau Produk Domestik Bruto. Usaha mikro kecil menengah dan atas merupakan pembahasan yang menarik dan selalu menjadi perbincangan di berbagai diskusi untuk dikaji lebih lanjut.
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia juga sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru. Saat ini, UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UMKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih menganggur. Selain itu UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia .Di desa Menoreh sendiri memiliki potensi UMKM yang cukup menarik, tepatnya di Dusun Jetis. Dusun Jetis dijuluki sebagai kampung grubi karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai pembuat grubi. Grubi merupakan makanan berbahan dasar ketela atau ubi jalar dengan cita rasa manis legit khas gula jawa berbentuk bola-bola kecil berongga dengan tekstur yang renyah. Di dusun Jetis inilah kita dengan mudah dapat menemui pabrik-pabrik dengan skala home industri yang memproduksi grubi dan juga kering atau keripik pedas dengan bahan dasar ubi jalar. Grubi merupakan makanan khas magelang yang sudah ada sejak jaman dahulu sekitar tahun 80 an dan masih tetap bertahan sampai dengan sekarang di era modernisasi ini . Di dusun Jetis sendiri keberadaan grubi sudah ada sejak lama, berawal dari satu pengrajin hingga merambah sampai dengan sebagian besar masyarakat dusun Jetis menjadikannya sebagai mata pencaharian utama. Magelang merupakan daerah dengan potensi pertanian dan perkebunan yang sangat melimpah karena pengaruh geografis dan bentang alamnya yang sangat mendukung untuk melangsungkan aktivitas pertanian dan perkebunan sepanjang tahunnya, salah satu hasil alam yang melimpah adalah ubi jalar yang dapat tumbuh diberbagai tempat dengan sangat mudah, keberadaannya yang melimpah inilah membuat masyarakat memanfaatkan ubi jalar menjadi berbagai macam olahan, awalnya yang hanya dibuat sebagai bahan olahan pokok untuk kebutuhan konsumsi pribadi kemudian merambah dikreasikan dan diolah menjadi berbagai macam produk salah satunya adalah Grubi yang kini menjadi salah satu produk oleh-oleh khas Magelang.Pengrajin grubi di Dusun Jetis ini masih mempertahankan cara-cara tradisional dan peralatan manual dalam setiap proses produksinya, keberadaan pabrik-pabrik grubi di Dusun Jetis berdampak sangat baik bagi perekonomian warga sekitar, yang mana memberikan impact positif dalam upaya menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan meminimalisir jumlah pengangguran yang mana pengangguran merupakan salah satu masalah terbesar di Dusun Jetis yang perlu untuk segera diselesaikan dengan tepat dan cepat.
Setiap harinya pabrik-pabrik grubi yang terdapat di Dusun Jetis ini dapat memproduksi ratusan hingga ribuan pack setiap harinya terutama ketika mendekati hari raya lebaran maka pesanan grubi akan naik drastis, satu pack/mika nya berisikan kurang lebih 48 pcs bulatan grubi.
Produk olahan grubi di Dusun Jetis ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau yakni mayoritas dengan kisaran harga 9.000 sampai dengan 10.000 ribu rupah per mika, harga yang dipatok ketika membelinya langsung dilokasi pengolahannya langsung memang sangat berbeda jika dibandingkan dengan membelinya di toko pusat oleh-oleh, hal ini mungkin membuat anda ataupun konsumen merasa tercengang karena biasanya kita membeli atau menemuinya di toko-toko dengan kisaran harga 2 atau 3 kali lipat lebih mahal yakni 25.000 - 30.000 ribu rupiah. Pemasaran grubi yang diproduksi di Dusun Jetispun sudah sangat luas dengan merambah tidak hanya di sekitar Jawa Tengah saja namun sudah sampai berbagai wilayah di Indonesia bahkan pernah sampai ke luar negeri, namun pemasaran utamanya tetap di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan jumlah reseller yang sudah banyak.
Proses pembuatan grubi tidaklah sulit dan tidak membutuhkan peralatan yang rumit selain itu bahan bakunya sangat mudah diperoleh. Grubi dibuat dengan dua jenis ubi jalar yakni ubi jalar kuning atau biasa disebut dengan ubi madu dan yang kedua yaitu ubi unggu. Proses pembuatannya dimulai dengan membersihkan ubi dari sisa-sisa tanah maupun kotoran lainnya dengan menggunakan air bersih, kemudian ubi yang sudah bersih ditiriskan sekitar satu hari sampai dengan permukaannya mengering. Tahap selanjutnya yakni memotong ubi menjadi lembaran-lembaran seperti keripik namun dengan tingkat ketebalan yang lebih tebal, setelah dipotong makan ubi di rajang dengan menggunakan alat tradisional dengan mata pisau yang tajam hingga terbentuklah bentuk ubi yang menyerupai garis garis panjang dan tipis menyerupai mie. Ubi yang sudah menyerupai mie ini kemudian di goreng dengan menggunakan minyak panas yang telah dimasukkan gula cair sebelumnya, pada proses penggorengan inilah antara ubi dan gula harus terus diaduk hingga dapat menyatu dengan merata, dalam proses penggorengannya pun masih dikerjakan secara manual dan masih mempertahankan bahan baku kayu sebagai bahan bakarnya, lamanya proses penggorengan kurang lebih 10 menit sampai tekstur ubi dirasa sudah renyah dan gula sudah tercampur. Ubi yang sudah digoreng dengan matang ditiriskan untuk kemudian langsung dibentuk menjadi bulatan-bulatan menyerupai bola kecil ketika suhunya masih panas dikarenakan jika tidak segera dibentuk maka ubi akan mengeras dan sulit untuk dibentuk bulatan.
Grubi yang sudah jadi kemudian dikemas dengan menggunakan wadah mika plastik yang dialasi dengan kardus tebal, proses pengemasan ini juga masih dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Grubi yang telah dikemas kini siap untuk dipasarkan keberbagai daerah, pihak produsen biasanya bersedia untuk mengantar produk grubi yang sudah siap untuk dipasarkan kepada distributor dengan skala jumlah yang cukup besar selain itu biasanya barang yang siap jual bisa diambil secara langsung dilokasi pembuatan oleh para reseller, pengrajin grubi di Dusun Jetis tidak hanya melayani konsumen dalam jumlah besar saja namun juga tetap melayani pembeli tanpa minimum order, Untuk anda yang penasaran ingin mencicipi lezatnya olahan grubi khas magelang ditempat pembuatannya langsung bisa datangi saja lokasinya di Dusun Jetis, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kota Magelang, Jawa Tengah, dijamin akan ketagihan dan sangat cocok untuk dijadikan sebagai buah tangan.
Sampai saat ini, cemilan tradisional berbahan ubi ini masih bertahan ditengah-tengah gempuran kemunculan berbagai macam produk cemilan modern yang kian marak, namun yang perlu diperhatikan yakni eksistensi grubi yang mulai menurun terutama dikalangan anak muda dan kaum milenial yang lebih gemar dengan berbagai produk makanan modern dan kekinian. Untuk itu sebagai kaum milenial yang sadar akan pentingnya melestarikan kekayaan budaya bangsa, kita perlu mengimplementasikan konservasi budaya salah satunya bisa dimulai dengan tindakan kecil yakni membeli produk-produk lokal.
Selain itu, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Indonesia agar terus mengalami peningkatan diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan UMKM karena naik atau turunnya perekonomian salah satunya dipengaruhi oleh keterlibatan UMKM. UMKM memiliki peran yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Sebagai komponen penting yang mempengaruhi perekonomian nasional, UMKM memiliki potensi yang sangat besar dalam peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat, untuk itu harapannya kedepan para pelaku UMKM khsusunya UMKM yang terdapat di Dusun Jetis dapat berkembang dengan pesat dan mendapat bantuan baik bantuan modal, sarana prasarana, pemasaran, maupun berbagai jenis bantuan lain dari berbagai pihak agar produk yang dihasilkanpun mengalami peningkatan baik kualitasnya maupun kuantitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H