Lihat ke Halaman Asli

Rizky Hidayat

Perluas Sudut Pandang, Persempit Memandang Sudut.

Muhammadiyah Rare Books, Koleksi Berharga yang Punya Sisi Sejarah

Diperbarui: 6 Mei 2021   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti punya hobi yang beragam, termasuk dalam urusan hobi koleksi barang.

Ada yang suka mengoleksi baju, buku, foto, kaset, barang antik dan benda-benda lainnya yang dinilai memiliki nilai emosional tersendiri bagi pemiliknya.

Selain itu, ada juga yang suka mengoleksi kenangan. Ehe. Canda kali biar gak terlalu serius.

Hampir semua orang pasti memiliki sifat senang mengoleksi, termasuk juga saya bahkan juga para pembaca sekalian. Bagi saya pribadi, mengoleksi barang selain mengandung sisi emosional juga memiliki sisi historis tersendiri.

Contohnya pada barang-barang koleksi saya, dulu saat masih duduk di bangku sekolah, karena gemar menonton anime akhirnya juga berburu koleksi komik dan action figure. Tak tanggung-tanggung, biasanya komik yang saya beli juga yang belum di update pada seri anime yang sedang ditayangkan.

Maklum, karena memang biasanya manga rilis lebih dahulu daripada animenya. Kemudian beranjak pasca lulus dari bangku sekolah, koleksi barang juga berubah.

Mengikuti trend kawan-kawan mahasiswa pada saat masa-masa kuliah, membaca menjadi hal yang lumayan digandrungi kala itu sehingga gemar mengoleksi bacaan berpindah dari komik ke buku.

Sebetulnya bukan lumayan, tapi digandrungi di beberapa kalangan kelompok tertentu saja sebetulnya. Contohnya ketika saya masuk di lingkungan kampus, baik itu di kelas atau di luar kelas, tak banyak mahasiswa yang suka metenteng bawa buku sambil diskusi.

Barulah ketika saya masuk di lingkaran anak-anak Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), baru disitulah saya menemukan feel membaca buku sambil senang pamer ilmu apa yang sudah dibaca. Ehe.

Kala itu, lingkaran diskusi soal buku melibatkan diskursus keilmuan tertentu. Buku-buku ibarat pusaka pada masing-masing kader, sehingga jika ada diskusi tertentu, kadang kala jurusnya ya 'menurut buku a sampe z' dan 'menurut teori tokoh a sampe z'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline