Saat memasuki bulan Ramadan, sudah dipastikan banyak dari kita yang tengah menyiasati pengeluaran keuangan untuk kebutuhan selama satu bulan penuh. Itupun ditambah dengan kondisi kebutuhan-kebutuhan yang biasanya bersifat fluktuatif bahkan banyak naiknya (seperti harga sembako dan sebagainya).
Lantas, apakah siasat terbaiknya adalah dengan cara menghemat? Sebetulnya hemat juga suatu kewajiban juga, tapi jangan sampai dengan sikap penghematan ini memicu kita untuk menjadi pelit. Asal tidak konsumtif sebetulnya boleh-boleh saja mengeluarkan pengeluaran untuk kebutuhan selama itu sifatnya wajar atau normal.
Akan tetapi, jika kita melakukan banyak amalan yang sifatnya memberi selama bulan Ramadan apakah justru malah memperburuk keuangan kita? Jawabannya sebetulnya sederhana. Yang jelas tidak. Justru banyak memberi juga pastinya akan mendatangkan banyak rezeki.
Konsep memberi dapat dipahami istilahnya saat ini dengan sebutan Filantropi. Yang mana tindakan ini menitikberatkan pada nilai-nilai kemanusiaan (kedermawanan), sehingga implementasinya biasanya disalurkan lewat sumbangsih waktu, uang, dan tenaga untuk menolong orang lain.
Konsep ini juga sesuai dengan apa yang saya bahas pada artikel Ramadan sebelumnya terkait empat bekal pembinaan selama Ramadan. Dimana tips-tips dan bekal dalam mengarungi aktivitas selama Ramadan dapat diimplementasikan sesuai dengan Sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah salah satunya dengan banyak memberi.
Dengan banyak memberi selama Ramadan, dapat dipastikan akan mendapatkan ganjaran yang berlipat-lipat ganda. Filantropi juga selalu erat kaitannya dengan Islam dalam konteks beramal melalui praktik-praktiknya seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Oleh karenanya, mari banyak memberi selama Ramadan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H