Lihat ke Halaman Asli

Rizky Hidayat

Perluas Sudut Pandang, Persempit Memandang Sudut.

Refleksi Ramadan dan Waisak, Spiritnya Mengantarkan Kita pada Kebijaksanaan

Diperbarui: 8 Mei 2020   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menggapai pencerahan. Foto: dokpri/dilakukan saat mendaki di Gunung Pundak, Mojokerto.

Dalam mencapai suatu pencerahan, dibutuhkan proses yang panjang untuk dapat mencapai hal tersebut. Itulah yang dilakukan oleh Shiddarta Gautama pada abad ke-5 SM.

Begitupula Muhammad. Tercatat pada abad ke-7 M, lika liku perjalanan panjangnya menghasilkan satu kesatuan pemikiran yang utuh sehingga mengubah pola pikir masyarakat Quraisy menjadi tercerahkan. Ialah ajaran Islam.

Dari kedua tokoh yang penulis sebutkan diatas, entitas masyarkat saat ini mengenal keduanya sebagai pembawa perubahan sekaligus pembawa pencerahan. Yang mana satu membawa misi ajaran Islam dan satu lagi membawa misi ajaran Buddha. Ajaran yang jika dapat dikorelasikan merupakan ajaran untuk mencari makna hidup melalui kebijaksanaan.

Dalam spirit Waisak di tahun 2020 kali ini, ijinkan saya untuk sedikit mengulas seputar hikmah yang dapat kita ambil dari Waisak dan Ramadan.

Waisak Mengajarkan Kita Tentang Arti Kebijaksanaan

Waisak, merupakan hari raya yang diperingati oleh kalangan umat Buddha diseluruh dunia ini. Diyakini pula bahwa secara histologi, peringatan Waisak juga diambil dari proses panjang pencapaian spiritual yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh Shiddarta Gautama, seorang pangeran yang rela meninggalkan kerajaan, tahta dan harta benda kekayaannya dengan berkelana, meditasi dan meninggalkan yang namanya ke-duniawi-an.

Meninggalkan harta benda yang bersifat duniawi karena dianggap tidak dapat membawa seseorang dalam mencapai kebahagiaan abadi. Namun proses berpikir yang jernih disertai kesucian yang terpancar dalam hatilah yang dapat mengantarkan manusia menuju arti pemahaman kebahagiaan, melalui kebijaksaan, hingga pada akhirnya menggapai suatu pencerahan. Yakni Buddha itu sendiri.

Istilah Buddha pula, diyakini sebagai sebuah istilah tentang gelar seseorang yang telah menemukan sebuah kebijaksanaan dan mencapai suatu pencerahan dalam hidupnya. Mungkin secara pemahaman eksak, seperti mendapat suatu hidayah atau petunjuk. Sehingga mengantarkan manusia dalam menjadi manusia yang lebih baik lagi. 

Ramadan Mengajarkan Kita Tentang Arti Kebijaksaan Juga

Jika proses menggapai suatu pencerahan di dalam ajaran Buddha adalah dengan bermeditasi dan memaknai arti hidup. Islam juga mengajarkan manusia untuk menggapai suatu kebijkasanaan melalui ibadahnya. Salah satunya ibadah khususnya, terangkum dalam satu bulan yang disucikan oleh umat Islam, yakni bulan Ramadan. Disucikan, karena setelah berproses dalam Ramadan, mengantarkan manusia kembali pada fitrah dasarnya yakni fitri atau suci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline