Lihat ke Halaman Asli

Rizky Hidayat

Perluas Sudut Pandang, Persempit Memandang Sudut.

Madrasah Ilmu Pertamaku Berawal dari Masjid Al-Islam Sedati

Diperbarui: 1 Mei 2020   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak depan, komplek Masjid Al-Islam Sedati. Foto: rh

Teriring salam dan do'a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam beraktivitas di bulan suci Ramadan kali ini. Amin.

Alhamdulillah, kali ini dapatlah saya bersemangat menulis sebab tema yang diangkat berkaitan tentang Masjid.

Terimakasih kompasiana, meski salah satu faktor penulisannya adalah karena adanya event hehe.., tapi secara pribadi terus terang sangat tertantang untuk mengulas masjid yang telah banyak mengubah hidup saya.

Awal mula sempat gusar dalam menentukan masjid mana yang hendak di ulas, sebab telah banyak masjid yang pernah saya kunjungi selama hidup saya dan itu banyak masjid-masjid yang memiliki kesan bersejarah.

Mulai dari Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta, Masjid tiban Al-Abror di Sidoarjo, Masjid Sunan Ampel di Surabaya, Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran, dan banyak lagi.

Namun, pada akhirnya pemikiran saya berhenti pada satu titik dimana lebih epik ketika menggali kearifan lokal dari masjid yang mengawali saya belajar studi Islam. Ialah Masjid Al-Islam Sedati, madrasah ilmu pertama tempat saya belajar agama.

SEJARAH SINGKAT MASJID AL-ISLAM SEDATI

Masjid Al-Islam Sedati berdiri pada sekitar tahun 1970-an. Diprakarsai oleh KH. Ibrahim, salah satu santri alumni Pesantren Tebu Ireng, Jombang dan seorang pemikir Masyumi. Masjid Al-Islam berlokasi di Desa Sedati Gede, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.

Awal mula, struktur bangunan dari Masjid Al-Islam bukan menyerupai masjid, melainkan lebih mirip rumah biasa karena dipergunakan sebagai langgar/musholla untuk belajar dan memperdalam ilmu agama.

Awalnya, bangunan berdiri tepat disebelah rumah KH. Ibrahim (kini sudah dipugar dan beralih fungsi menjadi taman bermain anak-anak) namun karena perkembangan zaman dan mulai banyaknya jama'ah yang beribadah dan belajar agama disana. Maka, pada sekitar tahun 80-an akhir dibangunkanlah bangunan masjid baru yang berlokasi agak ke belakang dari lokasi bangunan lama yang hingga kini tetap eksis berdiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline