Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur sejak beberapa hari yang lalu (21/4/2020) telah meluncurkan program Lumbung Pangan Jatim.
Dalam program Lumbung Pangan ini, Pemprov Jatim berupaya untuk memenuhi stok bahan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat Jawa Timur dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19 selama Ramadan hingga menjelang Idul Fitri.
Bahan pangan yang disediakan beragam, mulai dari beras, gula, minyak, mie instan hingga sirup tersedia. Dari beberapa stok bahan yang disediakan, hanya gula yang harganya terbilang lebih murah di pasaran dibandingkan dengan stok bahan lainnya.
Harga gula di Lumbung Pangan Jatim dengan harga gula di pasar umum mencapai selisih 5.000 rupiah. Namun meski menjanjikan, ada beberapa catatan penting yang perlu di evaluasi supaya program yang disinyalir untuk kesejahteraan warga Jawa Timur ini dapat berjalan dengan maksimal.
Catatan tersebut antara lain:
1. Harus Buka Cabang Pada Tiap Kota/Kabupaten di Jawa Timur
Menilik data dari BPS, secara geografis luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 47.922 km. Bentang luas tersebut menobatkan Jawa Timur sebagai Provinsi terluas di Pulau Jawa (Jawa Tengah 32.801 km dan Jawa Barat 35.378 km).
Dari luas wilayah yang sedemikian itu, layanan Lumbung Pangan Jatim hanya masih didirikan pada satu titik yakni di Kota Surabaya. Ini menyebabkan kesenjangan yang kurang merata pada pelayanan. Sebab jika mengacu pada masyarakat yang terdampak covid-19 maka sudah hampir seluruh kota/kabupaten di Jawa Timur terdampak covid-19.
Mekanisme pelayanan juga masih sangat terbatas, hanya menerima pelayanan dengan jarak tempuh 20 km saja pada layanan drive thru.