Lihat ke Halaman Asli

Generasi Z dan Generasi Milenial Berperan Penting dalam Pemulihan Ekonomi di Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2021   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan pada data sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), demografi Indonesia saat ini mengalami perubahan. Lebih dari 50 persen didominasi oleh usia produktif yang berasal dari generasi Z dan milenial. Dari perubahan ini diharapkan akan menjadi kunci pemulihan ekonomi Indonesia di masa depan.

Adapun berdasarkan data tersebut, generasi Z mendominasi sebesar 27,9 persen, dan milenial sebanyak 25,87 persen. Pada penyedian lapangan kerja dan iklim usaha diharapkan generasi ini semakin ikut serta dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo mengatakan, berdasarkan data dari BPS diharapkan peran milenial pada aktivitas ekonomi meningkat termasuk di dalam ekonomi syariah.

Sementara itu, milenial diprediksi pada masa depan akan menjadi pembuka lapangan pekerjaan baik pada industri Perbankan, asuransi, digital, dan lainnya. Saat ini merupakan masa yang sangat baik untuk generasi milenial dan Z dalam menciptakan usaha-usaha dengan mengambil resiko yang keluar dari pola pikir milenial.

Dari berbagai perubahan yang terjadi saat ini, sudah sesuai dengan masterplan ekonomi syariah Indonesia, yang terdiri dari empat strategi utama, yaitu penguatan rantai nilai halal, penguatan keuangan syariah, penguatan ekonomi digital, dan penguatan UMKM dengan mewujudkan masterplan ekonomi syariah.

Dengan hal tersebut diharapkan dapat mempercepat terbentuknya ekosistem ekonomi syariah untuk mendukung penguatan ekonomi nasional dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Generasi Z merujuk pada penduduk yang lahir di tahun 1997 -- 2012. Perkiraan usia sekarang sekitar 8-12 tahun. Sedangkan generasi milenial adalah mereka yang lahir di tahun 1981-1996 atau kini berusia antara 24-39 tahun.

Persentase penduduk usia produktif, yakni dari usia 15-64 tahun pun terus meningkat. Pada tahun 1971, proporsi penduduk usia produktif 52,56 persen dari total populasi. Meningkat menjadi 69,77 persen di tahun 2020. Perbedaan yang tajam antara persentase penduduk usia produktif dan non produktif , yakni mereka yang berusia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas, juga terlihat lebih tajam di tahun 2020.

Dari sisi teknologi, pemerintah bisa memfasilitasi dengan menyediakan wifi ataupun kuota dengan harga yang terjangkau , hingga ruangan dan pelatihan seni. Langkah itu guna mengasah kemampuan bidang digitalisasi dan ekonomi kreatif. Ini rangkaian cerita yang harus dijahit pemerintah untuk memanfaatkan eksistensi penduduk muda.

Indonesia saat ini dilihat menjadi potensi besar sebagai pemimpin ekonomi syariah, hal itu terlihat dari empat hal di antaranya, young and unbanked, emerging middle class, jumlah populasi muslim terbesar, dan infrastruktur digital yang paling siap.

Generasi ini bisa menjadi produsen yang memproduksi keahlian sehingga menciptakan barang dan jasa. Pada sisi yang lain, mereka juga merangkap sebagai konsumen.

Pemerintah perlu mengambil peran meyakinkan anak muda memanfaatkan produk lokal sebagai trend. Seperti  contoh, generasi Z dan milenilai pemilik bisnis kafe. Harus didorong untuk menggunakan bahan baku dan perabotan produk lokal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline