Awal tahun 2022 masyarakat Indonesia dihebohkan dengan seorang remaja bernama lengkap Sultan Gustaf Al Ghozali atau yang sering dipanggil Ghozali. Pasalnya remaja ini cenderung pendiam menurut keluarganya mendadak menjadi milyarder dalam hitungan hari. Ghozali menjadi milyarder bukan karena hasil bisnis ataupun warisan keluarga, tapi berkat foto -- foto yang diambil dirinya setiap hari selama 5 tahun laris terjual sebagai NFT di sebuah platform penjualan NFT yaitu Opensea. Lebih dari 900 foto ludes terjual dengan harga yang sangat tinggi untuk sekedar foto selfie seorang remaja yang bukanlah artis atau tersohor. Dan ini menjadi perbincangan untuk masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Lalu, apa sebenarnya NFT itu? Mudahnya, Non-Fungible Token atau NFT adalah aset digital yang satu-satunya dimiliki oleh Anda. Sebagian besar NFT menggunakan teknologi blockchain ethereum untuk merekam transaksi di dalamnya. NFT mewakili barang berharga atau unik dengan nilai tukar yang tidak bisa diganti. Barang yang bisa dijual dengan bentuk NFT bisa berupa karya seni seperti aset game, foto, video, musik dan lain-lainya. Anda juga bisa mengubah aset dokumen menjadi NFT. Mengenai harga jual, tergantung dari faktor subjektif seperti kualitas, kreativitas dan reputasi dari sang seniman.
Menurut Ghozali fenomena yang terjadi padanya saat ini hanyalah murni keberuntungan dan sama sekali tidak terduga olehnya. Remaja asal Udinus ini memang sudah sejak 2 tahun belakangan mempelajari tentang sistem NFT namun belum pernah secara langsung memulai karirnya sebagai kreator NFT di platform manapun. Karena rasa penasaran, Ghozali melakukan sebuah percobaan untuk mengupload semua Foto selfie selama 5 tahunnya ke Opensea, dipikirannya tidak mungkin ada yang akan membeli foto -- fotonya yang bukan orang penting atau terkenal. Namun, keberuntungan akhirnya datang dan fotonya habis terjual dalam hitungan hari dengan total milyaran rupiah..
OpenSea adalah sebuah platform yang menyediakan ruang bagi penjual, pembeli dan konten kreator aset digital untuk bertransaksi menggunakan mata uang crypto ethereum (ETH). OpenSea didirikan pertama kali pada 20 Desember 2017 di New York oleh Devin Finzer dan Alex Atallah. Apabila ingin transaksi jual beli di OpenSea pertama harus mempunyai crypto wallet atau dompet kripto yang akan digunakan untuk menukarkan saldo menjadi uang cash. OpenSea menawarkan banyak alternatif crypto wallet yang dapat dihubungkan seperti MetaMask, Coinbase Wallet, Trust Wallet, SFP Wallet dan lain-lain.
Sejauh ini selfie bertajuk Ghozali Everyday yang dijual di OpenSea menghasilkan cuan hingga mencapai Rp. 1,5 miliar. Mulanya Ghozali menjual selfie miliknya sebesar US$3 atau sekitar Rp 42.600 dan harganya kian melonjak seiring dengan popularitasnya yang meningkat. Dari mulai harga awal 3 ETH atau Rp.14 juta sampai 11 ETH atau Rp 47 milliar. Nilai yang sangat fantastis untuk sebuah foto selfie tentu ini menjadi peluang yang menjanjikan untuk bergelut di dunia NFT.
Lalu apa si NFT ini? Lalu bagaimana cara kerjanya?
NFT adalah bagian dari teknologi blockchain, sistem penyimpanan data digital yang memungkinkan pengguna bisa saling transfer data secara rahasia, melalui skema enkripsi dalam kriptografi. Skema itu bisa mengonversi data informasi menjadi kode rahasia sebelum dikirim, sehingga data tidak bisa dilacak dan dimiliki oleh pengguna lain yang tidak memiliki datanya.
Ada banyak data dalam blockchain, salah satunya adalah mata uang kripto seperti Ethereum, Bitcoin, dan sebagainya. Nah, bentuk data dalam sistem blockchain itu kian berkembang, salah satunya adalah sertifikat digital NFT.
Sebagaimana disebut di atas, sertifikat digital pada NFT ini biasanya ditanamkan pada gambar, foto, video, atau karya-karya seni digital lainnya. Ketika karya seni digital itu menjadi NFT, yang mana berarti telah dienkripsi dalam blockchain.
Karena itu, karya seni digital itu tidak dapat diduplikasi di dunia maya, oleh orang yang bukan pemilik aslinya. Sederhananya, NFT bisa dikatakan seperti sertifikat fisik hak cipta yang dapat menjamin keaslian suatu karya seni.
Bedanya NFT berupa sertifikat digital. Berbagai karya yang dijadikan NFT sendiri, misalnya gambar atau video, biasanya bisa disimpan dan dilihat oleh banyak orang. Namun, hanya ada satu orang yang memiliki versi aslinya yang dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan digital yang tersimpan di dalam blockchain.