Lihat ke Halaman Asli

Rizki Alfandi

Mahasiswa

Opini: Diskriminasi kok di Dalam Game?

Diperbarui: 30 Oktober 2024   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Games. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di zaman yang modern ini game online sudah merajalela di Indonesia khususnya dikalangan anak muda. Biasanya game online dilakukan untuk menghilangkan rasa stress dan untuk menghilangkan rasa bosan. Namun game online bisa menyebabkan kecanduan kepada anak muda yang memainkannya. Banyak anak muda yang melalaikan aktivitas karena sudah terpengaruh dengan game online.

Banyak sekali dampak buruk dari memainkan game online salah satunya adalah tindakan diskriminasi. Lalu, kenapa sih game online bisa menyebabkan tindakan diskriminasi? Game online bisa menyebabkan tindakan diskriminasi karena beberapa faktor sosial dan budaya dalam interaksi virtual. Di dalam game online banyak sekali pemain yang menggunakan nama samaran, hal ini membuat mereka lebih bebas untuk melakukan diskriminasi tanpa takut identitas asli mereka diketahui. Selain itu ada beberapa komunitas game online yang menormalisasikan sikap rasisme, contohnya menghina suku, warna kulit, dan tempat tinggal asal. Dari pengalaman saya, Komunitas game online yang biasanya menormalisasikan hal ini adalah game online yang bertema moba dan bertema battle royale. Tidak hanya playernya saja yang menormalisasikan sikap rasisme, tetapi beberapa pro player di game online ini juga menormalisasikan sikap rasisme.

Karena game online ini banyak anak muda yang menormalisasikan sikap rasisme di lingkungan hidupnya.

Kesimpulannya, menormalisasikan diskriminasi dalam game online dapat merusak generasi muda, mempromosikan perilaku negatif, dan menyebabkan dampak buruk pada individu dan industri secara keselur

uhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline