Cara hidup anak-anak yang tinggal di Pulau Derawan memang berbeda dengan anak-anak jaman sekarang pada umumnya. Kalau anak-anak jaman sekarang pada umumnya sepulang sekolah langsung sibuk dengan gadget dan game, anak-anak di Pulau Derawan ini sepulang sekolah mereka bermain ke belakang rumah, mencebur ke pantai.
Rumah-rumah di salah satu pulau mungil di pinggiran Laut Sulawesi ini memang tidak mempunyai pekarangan belakang rumah. Belakang rumah mereka langsung pantai. Amboi indahnya lingkungan hidup mereka, menyenangkannya cara hidup mereka.
Cara hidup seperti inilah yang membuat iri kita dan seantero warga dunia, sehingga beberapa tahun terakhir seolah setiap mata tertuju pada pulau yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini. Jadilah pengunjung berbondong-bondong datang untuk berwisata disini. Pemerintah daerahpun tanggap dengan membangun infrastruktur pariwisata yang baik.
Pulau Derawan ditempuh menggunakan Boat sekitar 90 menit dari pusat kota Berau. Pulau ini berada diantara gugusan pulau-pulau eksotis lainnya, diantaranya Pulau Maratua dan Pulau Kakaban. Pesona bawah laut di Derawan memang sangat mempesona, aneka rupa ikan dan terumbu karang yang sangat indah. Ditambah lagi ada penyu-penyu cantik pula disini.
Pantas saja kalau wisatawan tertarik datang kesini. Termasuk rombongan Datsun Risers Expedition setelah lelah membejek gas 2 hari kemarin, kita memilih untuk mengambil waktu rileks di tempat ini. Nampak sekali para riser begitu fun dan ceria, menyusuri pantai, mencebur untuk snorkeling, lalu malam harinya nongkrong di warung kopi yang disediakan oleh penduduk kampung.
Wisatawan yang datang dapat bermalam di resort disini. Atau wisatawan bisa juga memilih berbaur bersama warga. Warga penduduk Derawan juga banyak yang menyewakan rumahnya untuk guest house. Warga Derawan nampak ramah dan guyub, anak-anak bermain di pantai, bapak dan ibu membuka toko atau sekedar warung kecil, sementara para lansia duduk santai di beranda rumah.
Sepertinya kehidupan di Derawan sudah berlangsung lama, jauh sebelum pulau ini dikenal dunia. Tampak ada sebuah pesantren yang terlihat dari bangunannya sepertinya sudah lumayan berumur. Semoga para wisatawan dan warga selalu akur dan terjadi simbiosis mutualisme alias hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H