Kalau kita nge-trip di Pulau Jawa, sawah jadi pemandangan di kiri kanan. Di Pulau Kalimantan pemandangannya beda, ladang sawit, pertambangan dan hutan belantara. Kalau di sepanjang jalanan Pulau Jawa kita dimanjakan dengan rapatnya rentang jarak antar SPBU juga mudahnya dijumpai minimarket, berbeda keadaannya dengan di Pulau Kalimantan, bahan bakar cadangan harus kita siapkan sendiri jika kita hendak menempuh perjalanan jauh. Amunisi perut juga harus disiapkan dengan baik sebelum berangkat.
Dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, trip saya dan rekan-rekan Kompasianers hari ini dimulai. Menjajal pedal gas dan kopling mobil Datsun Go+Panca, trip Datsun Risers Expedition di etape ke-1 ini akan menempuh rute hingga mungkin sampai 700 Km menyibak belantara Borneo ini. Rute sejauh itu barulah sekitar sepertujuh dari total rute kalau kita hendak mengelilingi salah satu pulau terbesar di dunia milik Indonesia kita tercinta ini.
Di hari pertama ini sekitar sepertiga dari total rute etape ke-1 sudah ditempuh. Jalanan di kontur tanah yang berbukit-bukit membuat kita harus menempuh track mendaki dan menurun berulang-ulang tanpa sempat menghitung jumlah tanjakan dan turunannya. Tanah yang labil membuat seringkali bagian jalan tidak rata. Belum lagi banyaknya kendaraan truk dan tanki yang mengangkut barang bawaan yang berat membuat banyak bagian jalan yang kita tempuh rusak. Tapi jalan yang rusak dan tidak rata itu mungkin hanya 15 - 20% saja dari seluruh ruas jalan, sebagian besar merupakan aspal yang belum lama, yang mulus dan enak buat menjejak gas dalam-dalam.
Rute yang ditempuh hari ini adalah Balikpapan - Samarinda, jaraknya sekitar 125 Km. Kemudian dari Samarinda kita melanjutkan perjalanan ke Sangatta, jaraknya sekitar 160 Km. Kelak-kelok, mendaki-menurun dan labilnya kontur jalan sedikit terabaikan oleh keseruan kocak-kocakan sesama kompasianers melalui rig yang terpasang di tiap-tiap mobil.
Dari sekitar 285 Km perjalanan yang kita tempuh hari ini, setidaknya ada beberapa inspirasi yang sudah didapat. Pertama : Santunlah dalam berkonvoi. Saat konvoi, jangan arogan merasa iring-iringan kendaraan kita paling penting. Pengguna jalan lain harus tetap dibuat nyaman. Karena partner perjalanan kita di Pulau yang kaya akan hasil tambang ini adalah truk-truk besar yang sopirnya lincah-lincah, kalau kita tidak bisa santun, siap-siap saja kita diseruduk.
Kedua : Jangan under-estimate dulu kepada Pulau di sebelah utara Laut Jawa ini. Tidak sepenuhnya benar kalau jalanan dan transportasi di Kalimantan itu susah. Saat ini, antar kota besar di Pulau ini sudah terhubung oleh jalan beraspal hotmix yang beberapa ruas jalannya juga luas. Meski beberapa ruas jalannya rusak disana-sini, di Pulau Jawa yang lebih padat dan ramai kendaraan masih banyak ruas jalan yang lebih jelek.
Ketiga : Tak perlu berpikir panjang untuk menjelajah Indonesia. Indonesia itu kaya, unik-unik dan menakjubkan. Indonesia bukan cuma Jakarta. Indonesia bukan cuma yang ada di televisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H