Lihat ke Halaman Asli

Mungkinkah Kartu Tani dan Aplikasi "PETANI JATENG" Mampu Terintegrasi?

Diperbarui: 21 Maret 2017   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Petani dan Kartu Tani

Upaya modernisasi dan digitalisasi dunia pertanian terus dikembangkan oleh pihak – pihak terkait. Hal tersebut bertujuan supaya kualitas petani dan produk yang dihasilkan terus meningkat. Salah satu upaya tersebut dapat kita lihat dari realisasi peluncuran Kartu Tani oleh BRI pada bulan Januari 2017 lalu.

Kartu Tani diluncurkan di beberapa Kabupaten di Jawa Tengah. Dengan menyasar para petani lokal di Jawa Tengah, Kartu Tani ini diharapkan mampu berfungsi sebagai akses untuk mendapatkan sarana produksi padi (saprodi), sarana produksi pertanian (saproktan) dan sebagai kartu ATM.

Data terakhir mencatat bahwa sampai pada bulan Januari 2017 sudah terdapat 446.934 petani yang telah mendapatkan Kartu Tani tersebut. Per akhir Januari hingga awal Februari 2017 terdapat 828.831 Kartu Tani yang siap dibagikan. Jumlah tersebut akan terus dikembangkan oleh BRI, Mandiri dan BNI.

Pada dasarnya memang agak sedikit sulit untuk mengkonversi kebiasaan petani Indonesia yang terbiasa tidak terpapar teknologi dan kini harus menerima kehadiran teknologi sebagai katalisator usaha mereka. Perlu dilakukan suatu upaya sosialisasi yang aktif dan berkesinambungan. Upaya edukasi juga harus ditanamkan sejak awal karena mengingat sebagian besar petani Indonesia didominasi masyarakat desa yang telah lanjut usia dan berpendidikan rendah. Apabila sistem pendekatan dan sosialisasi tidak berjalan prima maka output yang diharapkan tidak akan terjadi sesuai keinginan.

Melihat kondisi nature petani Indonesia yang sebagian besar masih mempunyai sifat apatis, justru hal ini menjadi suatu permasalahan inti dari upaya eskalasi kualitas petani Indonesia. Mengingat Kartu Tani hanya berupa sebuah kartu yang berfungsi seperti kartu identitas atau ATM, maka hal ini tidak cukup untuk mengurangi kendala – kendala di atas.

Akan sulit nantinya jika petani ingin bertanya. Kehadiran penyuluh pertanian yang tidak 24/7 hadir mendampingi juga semakin menggerus konsistensi petani dalam memahami Kartu Tani. Dalam hal ini perlu adanya inovasi lain untuk memastikan para petani yang kebingungan mendapatkan suatu pengertian dan pemahaman melalui akses yang dapat dipercaya.

Platform Digital Aplikasi PETANI JATENG

Sejalan dengan visi dan tujuan Kartu Tani, aplikasi PETANI JATENG yang pada bulan Desember 2016 lalu luncur di Jawa Tengah menjadi suatu terobosan bagi petani masa kini. Platform digital PETANI JATENG ini mampu memberikan kemudahan para petani untuk saling berinteraksi dengan sesama rekan petani, pakar dan ahli pertanian serta partner bisnis mereka.

Tidak memerlukan waktu lama untuk mencari tahu segalai informasi pertanian, hanya dengan mengakses aplikasi maka petani akan dapat langsung menanyakan ketidaktahuan mereka.

Jika kita menganalisis fenomena saat ini, seluruh lapisan masyarakat pasti mempunyai akses komunikasi melalui telepon pintar (smartphone).Tidak perduli usia, masyarakat perkotaan maupun desa sudah mahir dalam mengoperasikan smartphone. Sebagai alat pembantu komunikasi dengan kolega, rekan dan keluarga, smartphonejuga berfungsi memberikan informasi melalui tampilan online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline