"Esensi dari teknologi sama sekali bukan sesuatu yang teknologis." - Martin Heidegger
Ada yang menarik dari kacamata filsuf Martin Heidegger, salah satu contohnya adalah merespons viralnya ChatGPT sebagai bentuk teknologi yang mengubah cara manusia dalam melihat dan merespons dunia dalam bentuk kecerdasan buatan. Berdasarkan pandangannya, teknologi memiliki "kekuasaan" untuk menentukan cara pandang melihat dunia dan mengubah cara melihat dan mengalami sebuah realitas.
ChatGPT, sebagai sebuah model Artificial Intelligence (AI) yang dapat menghasilkan teks yang sangat mirip dengan teks yang ditulis oleh manusia, dapat mempengaruhi manusia dalam melihat dunia dengan meningkatkan kemampuan manusia untuk menghasilkan teks yang cepat dan efisien. Dengan demikian, ChatGPT dapat memberikan cara yang lebih efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas seperti sebuah karya tulis, bahan pengajaran, serta pembuatan konten.
Di sisi lain, ChatGPT juga dapat menyebabkan manusia mengalami "pengalaman teknologi" yang mengubah cara kita melihat dunia sebagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan, bukan sebagai sesuatu yang harus dihormati dan dihargai. Hal ini menyebabkan manusia kehilangan kemampuan untuk mengeksplorasi dunia dengan cara yang tidak ditentukan oleh teknologi.
Menurut Heidegger juga, manusia harus berusaha untuk "menyadari" bahwa teknologi seperti ChatGPT itu serta menemukan cara mengalami dunia dengan cara yang tidak ditentukan oleh teknologi. Hal Ini menuntut kreativitas untuk mencari cara baru dalam untuk melihat dunia dan menemukan arti yang lebih dalam dari apa yang ditentukan oleh teknologi.
Secara keseluruhan, ChatGPT dapat dianggap sebagai teknologi yang memiliki potensi besar dalam dunia pendidikan dan pembuatan konten, namun juga harus diimplementasikan dengan benar dan diatur dengan baik agar penyalahgunaan dapat dihindari, serta berusaha untuk menyadari dampak dari teknologi dan menemukan cara untuk mengalami dunia dengan cara yang tidak ditentukan oleh teknologi.
Pada dasarnya manusia harus berusaha untuk menggunakan teknologi seperti ChatGPT atau AI lainnya dengan cara yang lebih baik dan menemukan cara untuk menyatukan teknologi dengan hakikat dari dunia itu sendiri. Perlu upaya agar terhindar dari penyalahgunaan ChatGPT serta menemukan cara untuk menggunakannya secara bijak, produktif, dan menghormati hakikat dari dunia itu sendiri.
ChatGPT dalam Dunia Pendidikan
Sebagai contoh, dalam dunia pendidikan, guru dan dosen harus mewaspadai penyalahgunaan ChatGPT karena model ini dapat digunakan untuk menyalin tugas atau menyediakan jawaban yang tidak asli. Penyalahgunaan ChatGPT juga dapat menyebabkan ketidakadilan dalam proses belajar mengajar dan mengurangi nilai dari tugas yang diberikan. Oleh karena itu, guru dan dosen harus memastikan bahwa siswa tidak menyalahgunakan teknologi ini dan memberikan sanksi yang sesuai jika penyalahgunaan terdeteksi.
Selain itu, model GPT seperti ChatGPT dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi yang salah atau tidak benar, yang dapat mempengaruhi pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Guru dan dosen harus memastikan bahwa siswa mengakses sumber yang dapat dipercaya dan mengevaluasi keakuratan informasi yang disajikan.