Hidup adalah sebuah perjuangan, perjuangan meraih kemenangan, kesuksesan dan kebahagiaan. Bagi sebagian mahasiswa, mereka berkuliah karena berjuang meraih gelar, bagi anak-anak sekolah, mereka bersekolah karena berjuang meraih ijazah, bagi seorang guru, mereka mengajar karena berjuang mendidik anak-anak muridnya. Bagi seorang ayah, mereka bekerja karena berjuang untuk mencukupi kebutuhan keluarga nya, dan masih banyak contoh lainnya. Banyak orang meyakini, hidup memang perjuangan. Segala sesuatu dalam kehidupan ini harus kita upayakan, harus kita perjuangkan. Tak ada yang mudah dalam kehidupan ini. Untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita harus berjuang untuk mewujudkannya. Kita tidak bisa hanya berdiam diri lantas apa yang menjadi impian dan keinginan kita datang begitu saja. Dan jika semua itu sudah kita capai sesuai rencana dan keinginan kita, jangan pernah lupa untuk selalu bersyukur atas semua kebaikan yang sudah Tuhan berikan. Lalu bagaimana caranya kita berterima kasih kepada Tuhan ? Tentu saja dengan cara mensyukuri atas segala nikmat dan karunia-nya.
Bentuk rasa syukur ini sesuai dengan ajaran Semar dalam dunia pewayangan, terdapat beberapa ajaran sikap mental yang dimiliki dalam ajaran semar ini, salah satunya yang ingin penulis bahas adalah sikap tadah. Semar adalah nama tokoh panakawan sangat utama dalam pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Semar juga dijuluki Badranaya. Badra berarti rembulan, naya artinya wajah atau nayantaka, sedangkan taka berarti pucat. Hal ini menunjukkan Semar memiliki watak seperti rembulan dengan wajah pucat. Artinya, Semar tidak mengumbar hawa nafsu. Asal-usul Semar juga berkaitan dengan lambang visualnya. Bentuk wayang Semar yang bulat melambangkan tekad bulat untuk mengabdi kepada kebaikan dan kebenaran.
Salah satu ajaran Semar yg dapat kita praktikkan dalam kehidupan ini adalah sikap Tadah. Tadah berarti tak meminta apapun. Maksud dari tak meminta apapun ini adalah manusia tidak meminta kekayaan dan kesenangan dunia melainkan doa yang di panjatkan tidak lain berisi terimakasih karena bentuk rasa syukur kita atas apa yang sudah kita capai. Jika kita bersyukur nikmat tuhan pasti akan selalu bertambah dan hidup kita menjadi berkah. kebersyukuran adalah perasaan bahagia atau emosi positif yang muncul ketika kamu membutuhkan sesuatu atau sudah dalam keadaan cukup, lalu menerima pemberian dari pihak lain, sehingga kamu pun merasa tercukupi. Ya, jadikan bersyukur sebagai seni merasa cukup. Dengan bersyukur, kita akan terhindar dari penyakit hati. Jika melihat teman - teman kita memakai barang barang beranded yang harganya ratusan atau bahkan jutaan rupiah, atau melihat orang lain yang kehidupannya lebih mewah daripada kita, kita tidak akan iri karena selalu tanamkan rasa syukur dalam diri. Ada banyak cara bagaimana kita harus bersyukur kepada Tuhan, diantaranya dengan Berdo'a kepada-nya, mengucapkan kalimat-kalimat pujian serta mengagungkan-nya, itu merupakan cara yang dapat kita lakukan agar kita tidak lupa kepada sang pencipta, sang maha pemberi kenikmatan. selain itu, kita juga dapat melakukan segala perintah dan kewajibannya serta meninggalkan segala yang dilarang. Dengan begitu, tuhan tidak akan murka kepada kita.
Untuk itu, mulai hari ini jadilah pribadi yang selalu bersyukur atas apa yang sudah tuhan berikan, kecil maupun besar, sedikit maupun banyak , mewah ataupun sederhana semua itu akan terasa sama jika di barengi dengan rasa syukur. Dan ingatlah bahwa orang yang memiliki kehidupan mewah belum tentu ada kebahagiaan dan kenyamanan didalamnya, karena ia selalu merasa kurang dan tidak pernah cukup atas apa yang sudah tuhan berikan, maka penting sekali untuk selalu bersyukur dalam hal apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H