Indonesia hasilkan 67 juta ton sampah pada 2019, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah organik yang mencapai sekitar 60 persen dan sampah plastik yang mencapai 15 persen.
Menurut data tersebut sampah plastik menjadi masalah lingkungan yang perlu di perhatikan oleh seluruh elemen masyarakat, karena sampah plastik tidak hanya terdapat di darat saja namun sampah plastik juga banyak terdapat di sungai dan nantinya akan terbawa ke laut. Sampah plastik yang terbawa ke laut tentunya dapat merusak ekosistem bawah laut.
Berdasarkan data The World Bank tahun 2018, 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1, 27 juta ton, hal itu membuat Indonesia berada di peringkat ke-2 sebagai penyumbang sampah ke laut di dunia. Adanya sampah plastik tentunya sangat merugikan, karena dapat menyebabkan fenomena bencana alam berupa banjir.
Selain itu sampah plastik ternyata juga sering di konsumsi oleh hewan baik di darat maupun di laut, tentunya hal itu sangatlah membahayakan bagi kelangsungan hidup hewan tersebut. Hal yang mengejutkan ternyata sampah plastik juga dapat di konsumsi oleh burung, melansir dari postingan akun istagram @infia_fact tentunya hal itu sangat mengejutkan.
Banyaknya sampah plastik tersebut juga semakin hari semakin bertambah, karena belum adanya kesadaran mereka untuk mengubah kebiasaan buruk yang sering merusak tersebut.
Namun tak sedikit juga orang yang bergerak untuk mengubah lingkungan menjadi bebas dari sampah plastik, dengan berbondong - bondong membuat tagar #cleanseas yang dibuat oleh @UNEnvironment yang dikemas melalui video yang sangat apik.
Akun tersebut merupakan akun pecinta linkungan di dunia, dan mereka tak hanya peduli dengan sampah plastik saja, melainkan semua yang dapat merusak lingkungan alam di dunia. Tagar diatas juga digunakan oleh artis Indonesia yang sangat peduli dengan alam Indonesia yaitu Hamish Daud, dia juga salah satu pelopor yang selalu mengingatkan kita, bahwa sampah plastik dapat merusak ekosistem di Indonesia bahkan dunia.
Kesadaran akan lingkungan harus selalu diperhatikan, terutama masalah penggunaan alat-alat yang dipakai dikeseharian kita. Dengan mengurangi bahkan mengganti bahan-bahan plastik yang sulit di daur ulang menggunakan bahan-bahan yang mudah didaur ulang merupakan hal yang dapat mengurangi polusi sampah yang bertebaran dimana-mana.
Sekarang ini, juga ada challenge mengganti alat minum seperti sedotan plastik yang sekali pakai menggunakan sedotan berbahan stainless steel atau tang sering disebut stainless straw. Karena sampah sedotan plastik merupakan sampah yang sulit terurai bahkan di daur ulang.
Dengan hal itu kesadaran kita untuk mengurangi sedotan sangat diperlukan, terutama restauran maupun warung-warung yang selama ini masih menyediakan sedotan plastik untuk konsumen. Cukup dengan tidak menyediakan sedotan saja restoran dan warung-warung sudah ikut serta dalam menjaga lingkungan kita dari sampah plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H