Lihat ke Halaman Asli

Rizki Rahmawati

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Ayah Sebenarnya Sayang atau Tidak?

Diperbarui: 1 November 2022   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kapanlagi.com

      

Ayah, mendengar satu kata itu seketika memunculkan banyak hal dan rasa yang akan terlintas oleh setiap pribadi. Tapi dari banyaknya yang terlintas sebenarnya kisah apa yang pas untuk diceritakan?. Apakah kisah itu sedih atau gembira?.

Bahkan dari semua kisah itu kita akan menemukan satu kisah yang selalu membuat kita berprasangka dan menilai ayah dari satu sisi. Seorang ayah pada akhirnya selalu berdampingan dengan penilaian sepihak dari anak. Tapi, mungkin akan berbeda halnya jika sisi seorang ayah seluruhnya diketahui dan dipahami oleh anaknya.

Entah pertanggungjawabannya atau pengorbanannya yang minim terlihat. Intinya sisi lain dari seorang ayah membuat kita selalu bertanya-tanya “Ayah Sebenarnya Sayang atau Tidak?”.

Ayah adalah seorang imam, pemimpin, ketua, dan pedoman dalam keluarga. Setiap ayah mempunyai tanggung jawab besar untuk membuat suatu keluarga dapat berjalan sesuai norma di masyarakat maupun agama yang dianutnya. 

Dia akan bertugas sebagai benteng sampai menjadi sepatu untuk anak dan istrinya. Tapi ibarat langit yang mendung atau berkabut, seperti itulah hampir kebanyakan setiap ayah berotasi. 

Aksinya tak terlihat dan dia selalu ingin semua yang ada di keluargnya bisa hidup dengan enak meskipun kadang dia akan berada di belakang untuk memberikan dorongan, kadang di tengah untuk memberikan pelukan, tapi ada saatnya dia berdiri di depan untuk memimpin jalan yang sulit dilewati oleh orang terkasihnya.

Mungkin, sebagai seorang anak kita akan selalu berpihak pada hal yang kita lihat menguntungkan ataupun baik untuk kita, seperti itulah hal yang kita lihat dari seorang ibu, ibu yang selalu ada di samping kita menjadi pendengar dan penolong. Ibu kita nilai sebagai dewi pahlawan saat kita lahir sampai seterusnya, namun gelar dewa pahlawan bahkan hanya dimiliki oleh bebapa ayah.

Tak semua ayah beruntung mendapatkan gelar yang hebat dari anaknya. Tapi, apakah kita pernah mendengar keluhannya?. Mungkin jawabnnya hanya satu, jawaban adalah tidak. Dia benar-benar diam sampai bisa dibilang sukses menyimpan keluhannya sendiri, dia bahkan tak rela berbagi hal yang kotor untuk anak dan istrinya. 

Tempat berserahnya hanya pada dirinya. Dia menyimpan semuanya dengan perlakuan yang bahkan kita anggap tidak penting untuk kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline