Lihat ke Halaman Asli

Putra

UX Designer

Intip Hikmah Filsafat Stoa, Cara Terapkan Prinsip Dalam Kelola Emosi Keseharian

Diperbarui: 14 Mei 2024   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Jodie Cook on Unsplash

Kompasiana - Filsafat Stoa, yang berasal dari Yunani Kuno, menawarkan pandangan yang dalam tentang bagaimana kita dapat mengelola emosi kita sehari-hari. 

Meskipun telah berusia ribuan tahun, prinsip-prinsipnya tetap relevan dalam konteks kehidupan modern. Mari kita mengintip beberapa hikmah dari filsafat Stoa dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam mengelola emosi kita:

  1. Penerimaan Terhadap Hal-hal yang Tidak Dapat Dikendalikan: Salah satu prinsip utama dalam filsafat Stoa adalah penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam perasaan stres atau kecemasan karena hal-hal di luar kendali kita. Sebaliknya, kita diajarkan untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti tanggapan kita terhadap situasi tersebut.
  2. Pemisahan Antara Reaksi dan Respon: Filsafat Stoa mengajarkan pentingnya memisahkan reaksi impulsif dari respons yang dipertimbangkan. Daripada merespons secara emosional terhadap situasi yang menantang, kita diajarkan untuk memberikan diri kita waktu untuk merenung dan merespons dengan bijaksana.
  3. Latihan Kebahagiaan Dalam Kesederhanaan: Stoa menekankan pentingnya mencari kebahagiaan dalam kesederhanaan dan pengendalian diri. Ini berarti tidak tergantung pada hal-hal material atau eksternal untuk merasa bahagia, tetapi melatih pikiran kita untuk menemukan kedamaian dalam keadaan apa pun.
  4. Pemahaman Akan Keterbatasan Manusia: Filsafat Stoa mengajarkan kita untuk memahami bahwa kita sebagai manusia memiliki keterbatasan dan kelemahan. Ini membantu kita untuk lebih sabar dan empati terhadap diri sendiri dan orang lain saat menghadapi kesulitan atau kegagalan.
  5. Prinsip Amor Fati: Prinsip "Amor Fati" dalam filsafat Stoa mengajarkan kita untuk mencintai takdir kita sendiri. Ini berarti menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita - baik yang baik maupun yang buruk - sebagai bagian dari perjalanan kita yang tak terelakkan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengelola emosi kita dengan lebih baik dan hidup dengan lebih tenang dan bahagia. 

Meskipun filsafat Stoa mungkin tampak kuno, hikmahnya tetap relevan dalam membantu kita menghadapi tantangan-tantangan modern yang kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline