Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Di tulisan pertama ini, saya akan sedikit tentang menjelaskan sebuah mindset tentang sebuah perjalanan atau rihlah, atau apapun itu disebutnya. Baik, tidak usah panjang lebar, mudah mudahan tulisan ini setidaknya bisa bermanfaat bagi saya yang notabene menjadi tugas kuliah, juga menginspirasi orang lain.
Terkadang, perjalanan akan mengajak diri ini untuk melangkah pergi menuju destinasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Pernah saya bertanya pada diri sendiri "kok bisa ya aku di sini, di tempat yang bahkan tidak pernah aku tahu dan aku bayangkan sebelumnya?" atau "Kok aku tiba-tiba bisa sampai di tahap ini, padahal aku merasa tidak pantas untuk sampai di tahap ini."
Beberapa orang bilang kalau kita harus merencanakan masa depan kita dan tahu hidup kita mau dibawa ke mana (e.g. umur 25 tahun harus sudah menikah, punya pekerjaan tetap, lulus S2, etc.). Tetapi, terkadang rencana masa depan yang telah kita susun seolah hancur berantakan ketika dihadapkan dengan "perjalanan yang tak terduga," bukan?
Perjalanan bisa saja membuat hidup terasa terombang-ambing tanpa tujuan yang jelas. Perjalanan hari ini ya dinikmati saja. Entah perjalanan esok akan membawa diri ke mana, itu tidaklah penting. Hari ini ya hari ini. Besok ya besok.
Pun di sisi lain, perjalanan toh juga akan mengajarkan tentang merelakan impian, menahan diri untuk kembali ke zona nyaman,dan menemukan arti perjalanan itu sendiri.
Imam Syafi'i melalui sebuah sya'irnya berpesan kepada kita "Bersafarlah maka akan kamu akan mendapatkan ganti dari apa yang kamu tinggalkan" di satu sisi, kalau kita berfikir secara logika, ketika kita berniat melakukan safar, maka otomatis akan ada biaya yang keluar untuk kebutuhan safar tersebut. Tapi di balik itu semua, ada pelajaran berharga yang tidak bisa kita beli hanya dengan harga tiket kereta api misal.
Dalam hidup manusia, memang ada orang-orang yang ditakdirkan untuk datang sekelebat, mengajarkan sesuatu, lalu lenyap sama sekali." Begitu pula melalui perjalanan panjang -- yang sejatinya singkat -- ini, tidak jarang kita dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa yang hanya datang sekelebat untuk mengajarkan diri kita akan arti kesabaran, kegagalan, kesederhanaan, dan keikhlasan.
Tangis, haru biru, tawa, bahagia, lelah, dan putus asa pun seolah menjadi teman yang akan selalu melengkapi di setiap jengkal perjalanan yang kita tempuh.
Jika satu perjalanan telah usai, maka siapkanlah diri untuk kembali menempuh perjalanan-perjalanan lain yang tentunya akan siap mengejutkanmu. Siap atau pun tidak siap, perjalanan itu haruslah tetap berlanjut hingga waktunya perjalanan itu akan berhenti, yaitu saat tujuanmu adalah "Pulang."
Berkelanalah, berproseslah!