Menara Siger merupakan bangunan tinggi bewarna kuning dan merah serta berhiaskan ukiran motif kain khas lampung, yang merupakan identitas Propinsi Lampung seperti halnya Monas di Jakarta. Selain sebagai identitas, Menara Siger juga sebagai titik nol sumatra bagian selatan.
Secara fisik Menara Siger berbentuk mahkota dengan sembilan rangkaian sebagai simbol sembilan bahasa di Lampung. Payung tiga warna (putih-kuning-merah) yang berada di puncak menara melambangkan tatanan sosial di kehidupan masyarakat.
Menara Siger berada di atas bukit dengan ketinggian 110 meter di atas permukaan laut. Menara tersebut memiliki luas 50 x 11 meter dengan tinggi mencapai 32 meter dan memiliki 6 lantai. Di bagian depan Menara Siger berhadapan dengan Pelabuhan Bakauheni, dan di bagian belakang Menara Siger berhadapan dengan Samudera Hindia. Sungguh pemandangan yang luar biasa indahnya.
Menara Siger dibangun menggunakan teknik ferrocement oleh Ir. Anshori Djausal M.T sebagai arsitek pada tahun 2005, serta diresmikan pada tanggal 30 April 2008, oleh Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H