Lihat ke Halaman Asli

Analisis dan Pengaruh Konten Tiktok @sliceofeeman Episode "Menuju 2025: We Muhasabah & We Don`t Judge" terhadap Audiens

Diperbarui: 17 Januari 2025   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Tiktok @sliceofeeman)

Pengaruh Konten TikTok @sliceofeeman Episode "Menuju 2025: We Muhasabah & We Don't Judge" terhadap Audiens Berdasarkan Tinjauan Teori, Perkembangan, dan Model Komunikasi

A. Pendahuluan

TikTok, sebagai salah satu platform media sosial yang berkembang pesat, memiliki kekuatan untuk memengaruhi audiens dengan cepat. Konten yang dipublikasikan di TikTok tidak hanya bersifat hiburan, tetapi juga dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan positif dan motivasi. Salah satu akun yang memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan pesan-pesan motivasi positif adalah @sliceofeeman. Dalam kontennya yang berjudul "Menuju 2025: We Muhasabah & We Don't Judge", akun ini mengajak audiens untuk melakukan muhasabah (introspeksi diri) dan meningkatkan kualitas ibadah serta istiqomah di jalan Allah.

Konten ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam memotivasi audiens untuk memperbaiki diri, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konten tersebut terhadap audiens melalui tinjauan teori komunikasi, perkembangan komunikasi, serta model-model komunikasi yang digunakan dalam penyampaian pesan tersebut. Dengan demikian, artikel ini akan memberikan pemahaman lebih dalam mengenai bagaimana konten TikTok ini memengaruhi audiens dalam memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah.

B. Deskripsi Teori

1. Agenda Setting Theory

Salah satu teori komunikasi yang relevan untuk menganalisis pengaruh konten TikTok @sliceofeeman adalah Agenda Setting Theory. Teori ini dikembangkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw pada tahun 1973 dengan publikasi pertamanya "The Agenda Setting Function of The Mass Media." Menurut teori ini, media memiliki kemampuan untuk menetapkan agenda publik dengan mengarahkan perhatian audiens pada isu-isu tertentu. Media tidak hanya memberitakan berita, tetapi juga memiliki kekuatan untuk memengaruhi apa yang dianggap penting oleh audiens.

Dalam konteks video "Menuju 2025: We Muhasabah & We Don't Judge", @sliceofeeman berhasil menetapkan agenda audiens untuk lebih memperhatikan dan merenungkan aspek spiritual dalam kehidupan mereka. Melalui konten yang mengajak audiens untuk introspeksi diri dan meningkatkan kualitas ibadah menjadi lebih baik, konten ini berhasil mengarahkan perhatian audiens pada isu penting terkait perbaikan diri dan menjaga istiqomah di jalan Allah. Audiens yang menonton konten ini cenderung termotivasi untuk melakukan refleksi diri dan lebih fokus pada peningkatan kualitas ibadah mereka.

2. Proses Perkembangan Komunikasi

Proses perkembangan komunikasi dapat dipahami sebagai cara audiens menerima, mengolah, dan merespons pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Dalam konteks ini, TikTok, dengan format video pendek yang menarik, memungkinkan audiens untuk cepat memahami dan merespons pesan yang disampaikan. Selain itu, TikTok memungkinkan audiens untuk berinteraksi langsung dengan konten melalui fitur komentar dan reaksi, yang membuat proses komunikasi menjadi lebih dinamis dan interaktif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline