Lihat ke Halaman Asli

Rizkika Ramadani Subirto

Mahasiswa/pelajar

Pasang Surut Air Laut

Diperbarui: 26 November 2024   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pasang Surut Air Laut: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

Pasang surut air laut, atau yang dalam bahasa ilmiah disebut sebagai tide, adalah fenomena naik turunnya permukaan air laut secara periodik yang terjadi di pesisir. Fenomena ini merupakan salah satu peristiwa alam yang paling umum dan dapat diprediksi. Pasang surut terjadi akibat interaksi antara gravitasi bulan dan matahari dengan Bumi.

Pengertian Pasang Surut
Pasang surut adalah perubahan periodik pada permukaan laut, yang dapat dibagi menjadi dua fase utama: pasang (high tide) dan surut (low tide). Pasang terjadi ketika air laut naik hingga mencapai titik tertinggi, sementara surut terjadi ketika air laut turun hingga mencapai titik terendah. Fenomena ini terjadi secara berulang-ulang dalam siklus harian dan memiliki pola yang bisa diprediksi.

Penyebab Pasang Surut
Pasang surut air laut dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu:

Gravitasi Bulan dan Matahari
Gravitasi Bulan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap pasang surut dibandingkan dengan gravitasi Matahari karena jaraknya yang lebih dekat dengan Bumi. Ketika Bulan berada di atas permukaan laut, gaya tarik gravitasi Bulan menyebabkan air laut terangkat. Di sisi lain, Bumi yang terpengaruh oleh gravitasi Bulan juga menyebabkan pembentukan pasang surut di sisi yang berlawanan.

Matahari, meskipun lebih jauh, juga memiliki pengaruh terhadap pasang surut. Pada saat posisi Bulan dan Matahari berada dalam satu garis lurus dengan Bumi, terjadi pasang tinggi yang disebut pasang spring, sedangkan jika posisi mereka membentuk sudut 90 derajat, pasang surut menjadi lebih kecil, disebut pasang neap.
Rotasi Bumi Rotasi Bumi juga berperan dalam terjadinya pasang surut. Karena Bumi berputar pada porosnya, titik tertentu di permukaan Bumi mengalami naik turunnya air laut seiring dengan perputaran Bumi.
Faktor Lokasi dan Topografi Laut
Lokasi geografis dan bentuk garis pantai juga memengaruhi intensitas pasang surut. Pantai yang sempit atau teluk yang dalam bisa mengalami perubahan pasang surut yang lebih besar dibandingkan dengan pantai yang lebih lebar atau datar.
Siklus Pasang Surut
Siklus pasang surut berlangsung dalam periode 24 jam 50 menit, yang berarti ada dua kali pasang dan dua kali surut setiap harinya. Namun, durasi dan intensitas pasang surut dapat bervariasi tergantung pada posisi Bulan dan Matahari, serta faktor lainnya seperti topografi pesisir dan kedalaman laut.

Pasang Spring
Ini adalah pasang tertinggi yang terjadi ketika Bulan dan Matahari berada dalam satu garis lurus dengan Bumi, baik pada saat Bulan baru maupun Bulan purnama. Pasang ini biasanya lebih ekstrem, dengan perbedaan antara pasang tinggi dan pasang rendah yang lebih besar.
Pasang Neap
Pasang neap terjadi ketika Bulan dan Matahari membentuk sudut 90 derajat terhadap Bumi, seperti yang terjadi pada fase kuartal Bulan. Perbedaan antara pasang tinggi dan pasang rendah lebih kecil pada fase ini.
Dampak Pasang Surut
Pasang surut memiliki dampak yang signifikan terhadap ekosistem pesisir dan kehidupan manusia, antara lain:

Dampak Ekosistem Laut
Pasang surut memengaruhi distribusi dan kehidupan organisme laut, terutama di zona intertidal atau zona pasang surut. Beberapa spesies seperti kepiting, kerang, dan berbagai jenis alga bergantung pada perubahan pasang surut untuk mencari makan atau berkembang biak.
Navigasi dan Perdagangan Laut
Pasang surut juga memengaruhi jalur pelayaran dan kegiatan perikanan. Kapal-kapal yang berlayar di laut harus memperhitungkan pasang surut agar tidak terjebak di perairan dangkal saat surut. Selain itu, pasang surut juga mempengaruhi efektivitas pelabuhan dan kegiatan bongkar muat barang.
Pemanfaatan Energi Pasang Surut
Di beberapa negara, pasang surut dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga pasang surut (tidal power) menggunakan perbedaan ketinggian antara pasang dan surut untuk menghasilkan listrik. Energi ini dianggap ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi berbahaya.
Dampak terhadap Kegiatan Pesisir
Pasang surut juga memengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai. Selain dampak positif seperti peningkatan sumber daya perikanan, pasang surut yang ekstrem dapat menyebabkan banjir atau kerusakan pada infrastruktur pesisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline