Kurasa tak ada satupun manusia yang berniat menghadirkan cinta yang akhirnya bertepuk sebelah tangan. Bukankah begitu, kawan? Tidak menafikan, namun nyatanya realita yang tersaji berkata demikian.
Cinta yang penuh ketulusan dan tidak mengharap balasan sedikitpun ialah ibunda seorang.Ia dikaruniai duplikat hati dari malaikat.
Meskipun begitu, tetap saja akan sakit hati jika si anak malah tidak tahu diri melupakannya. Dilindungilah ia dengan jaminan betapa besarnya azab durhaka terhadap orang tua, terutama ibunda.
Memang ini bukan ingin membandingkan besarnya cinta orang tua dengan manusia lainnya. Bukan pula ingin disandingkan atau bagaimana.
Jelas berbeda, hanya saja dalam diskursus yang tertulis di sini ialah hati ibu yang tulus mencintai tanpa balas. Ia tetap diberi rasa untuk terluka jika tidak berbalas demikian.
Berawal dari salah tangkap atas segala perlakuan baik lawan jenis. Perlakuan yang menyeret merasakan indahnya perhatian, kebaikan, dan ketulusan. Rasa kagum menjadi cinta.
Ditambah pula sikap dingin seseorang menjadi nilai tambah tersendiri yang membuatnya lebih mempesona. Hingga sedikit perhatian darinya membuat lawan jenisnya merasa teristimewakan.
Perasaan cinta yang tak lazim ini sangat mengganggu. Tapi, apalah arti cinta bertepuk sebelah tangan, sedangkan logika lumpuh saat cinta menyerang.
Teruntuk para pelajar dan mahasiswa, jika ingin masa depan mu tidak berantakan. Saya sarankan jangan libatkan percintaan di masa studimu.
Kegagalan atau kesalahan kita hari ini bukan menjadi deklarasi diri kita tiada arti. Pun, begitulah yang orang bijak katakan. Sama halnya dengan."Hari buruk yang terjadi hari ini bukan menjadi tolak ukur masa depan mu hancur.
Tulisan ini bukan tips bagaimana mendapatkan hati si doi yang bertepuk sebelah tangan. Karena di sini kita sepakat, bahwasanya percintaan selama studi hanya menjerumuskan pada kehancuran. Tujuan dari penulis menuliskan tips ini agar pembaca keluar dari zona ketol*lan yang penyebab utamanya logika lumpuh.