Lihat ke Halaman Asli

Rizki Edo

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110018 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Kuis 11 - Pemeriksaan Pajak - Audit Investigasi umum dan Perpajakan, Trans substansi Metode 4:12 Kategori Transendental Kantian - Prof Apollo

Diperbarui: 26 November 2024   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

prof .apollo

Audit Investigasi Umum dan Perpajakan: Transsubstansi Metode 4:12 Kategori Transendental Kantian

Pendahuluan

Audit investigasi dalam perpajakan adalah proses pemeriksaan yang dirancang untuk mendeteksi, menganalisis, dan mengungkapkan penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak, baik secara sengaja maupun tidak. Berbeda dengan audit reguler, audit investigasi berfokus pada penggalian data dan bukti untuk mengidentifikasi pola atau skema penghindaran pajak, manipulasi laporan keuangan, dan penyalahgunaan regulasi perpajakan. Audit ini sering kali digunakan oleh otoritas pajak untuk meningkatkan kepatuhan dan menegakkan keadilan perpajakan.

Dalam konteks audit investigasi, pendekatan filosofis "Transendental Kantian" menjadi relevan karena memberikan kerangka logis untuk menyusun judgment dan kategorisasi temuan. Konsep ini berakar dari filsafat Immanuel Kant, yang menekankan pada pemahaman manusia tentang realitas melalui kategori fundamental pikiran. Dengan mengadaptasi teori ini, fiskus dapat mengorganisasikan temuan mereka berdasarkan kategori universal untuk menghasilkan keputusan yang obyektif dan sistematis.

Audit investigatif memiliki beberapa tujuan penting yang berfokus pada pengungkapan dan penanganan masalah yang mencurigakan dalam suatu organisasi. Berikut adalah tujuan utama dari audit investigatif:

Tujuan Audit Investigatif

  • Audit investigatif bertujuan untuk mengidentifikasi pelanggaran etika, kecurangan, penyalahgunaan dana, dan pelanggaran hukum yang dapat merugikan organisasi
  • Pengumpulan bukti yang mana proses ini melibatkan pengumpulan bukti yang cukup dan relevan untuk mendukung tindakan hukum atau korektif. Bukti yang dikumpulkan harus memenuhi standar hukum agar dapat diterima di pengadilan.
  • Audit ini juga bertujuan untuk melindungi reputasi organisasi dengan menangani masalah secara transparan dan efektif, sehingga dapat memitigasi risiko terhadap kepercayaan pemangku kepentingan
  • Salah satu tujuan penting adalah menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi, yang sering kali menjadi kunci dalam mengungkap tindak pidana
  • Dengan melakukan audit investigatif, organisasi dapat mendeteksi dan mencegah kecurangan internal sebelum menyebabkan kerugian finansial yang lebih besar.
  • Audit ini membantu dalam merumuskan tindakan korektif yang tepat untuk mencegah terulangnya kecurangan di masa depan, serta memastikan bahwa prosedur kepatuhan diikuti
  • Melalui audit investigatif, organisasi dapat memastikan bahwa semua kegiatan operasional berjalan sesuai dengan peraturan dan etika yang berlaku, menjaga integritas keseluruhan perusahaan
  • Dalam beberapa kasus, audit investigatif juga bertujuan untuk membantu penegak hukum dengan memberikan bukti-bukti yang diperlukan untuk proses hukum lebih lanjut. Dengan tujuan-tujuan ini, audit investigatif menjadi alat penting dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam organisasi, serta membantu dalam upaya pemberantasan korupsi dan penyimpangan lainnya.

Metode 4:12 Kategori Transendental Kantian memberikan panduan untuk mengelompokkan data dan temuan audit ke dalam empat dimensi utama:

  • Quantity yaitu mengkaji cakupan data, mulai dari universal (keseluruhan), particular (spesifik), hingga singular (individu).
  • Quality  yaitu mengevaluasi sifat temuan, apakah bersifat afirmatif, negatif, atau tak terbatas.
  • Relation yaitu menghubungkan data dengan hubungan kategoris, hipotetis, atau disjungtif.
  • Modality yaitu menganalisis tingkat kepastian temuan, dari problematic (mungkin), assertoric (pasti), hingga apodictic (tak terbantahkan).

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana metode 4:12 Kategori Transendental Kantian dapat diterapkan dalam audit investigasi perpajakan untuk mengidentifikasi dan mengategorikan temuan secara sistematis. Dengan menggunakan pendekatan ini, fiskus tidak hanya mampu mengungkap penyimpangan, tetapi juga membangun kerangka berpikir yang logis dan terstruktur untuk mendukung keadilan dan akuntabilitas perpajakan.

Metode Audit Investigasi dengan Pendekatan 4:12 Kategori

A. Quantity ( Universal, Particular, Singular)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline