Lihat ke Halaman Asli

rizki dwi wardani

Mahasiswa S1

Studi Lapang Mahasiswa Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Jember bersama BPP Arjasa

Diperbarui: 3 Juni 2024   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri

Studi Lapang Mahasiswa Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Jember Bersama BPP Arjasa

   

JEMBER -- Okra atau bendi adalah sejenis tumbuhan berbunga dalam suku Malvaceae yang berasal dari kawasan di sekitar Ethiopia kini. Dulunya tumbuhan ini termasuk dalam genus Hibiscus, tetapi kini diubah menjadi termasuk genus Abelmoschus. Ukuran buahnya sebesar cabai hijau besar, kelilingnya berlekuk, berbulu halus dan berwarna hijau. Jika dipotong akan terlihat biji-biji kecil dikelilingnya. Jika dimasak akan keluar lendir dari dalamnya. Okra dapat tumbuh hingga mencapai satu meter. Okra memiliki banyak varietas, namun jenisnya secara umum dapat dibedakan berdasarkan warnanya menjadi okra hijau dan okra merah. Sementara di Indonesia, jenis okra yang banyak ditanam adalah bendi hijau. Pembudidayaan okra harus dilakukan di lahan yang lembap. Karena hama pada tumbuhan okra akan muncul ketika penanaman dilakukan di tempat kering. Jenis hama utamanya adalah ulat grayak. 

Nekat melakukan budidaya tanaman okra sebagai komoditi yang memang jarang dibudidayakan oleh petani di Jember. Selasa (28/5/2024), Ahmad Taufik yang bertanggung jawab sebagai Ketua Kelompok Tani di desa Sukojember, beliau memiliki tekad untuk membudidayakan tanaman okra sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan petani di wilayahnya. Dengan keahliannya, beliau yakin bahwa okra dapat menjadi komoditas yang menguntungkan bagi kelompok tani serta dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Beliau telah berhasil mengatur sistem budidaya okra yang efisien dan produktif di lahan pertanian kelompoknya. Dengan teknik yang terampil dan perawatan yang cermat, beliau mampu memastikan panen okra setiap dua hari sekali dengan rata-rata 54 kg setiap panen. Kualitas super dari hasil panennya membuatnya mampu menjual okra dengan harga 6 ribu rupiah per kilogram, menjadikan usahanya sebagai salah satu yang paling menguntungkan di daerah tersebut. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan bagi keluarga beliau tetapi juga memberikan dorongan bagi kelompok tani lainnya untuk mengadopsi praktik pertanian yang efisien dan berorientasi pada kualitas. Dengan dedikasinya yang tinggi terhadap pertanian dan keberhasilannya dalam mengoptimalkan hasil, beliau menjadi teladan bagi petani-petani lainnya dalam mencapai kesuksesan di sektor pertanian.

dok. pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline