Lihat ke Halaman Asli

Rizki Atoilah

Nama Saya Rizki Atau Atoi

Mahasiswa KKN 15 UNEJ Implementasikan Sistem Pelayanan dan Informasi Desa Kembang Berbasis Website

Diperbarui: 5 September 2021   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kuliah Kerja Nyata Back To Village (KKN BTV) merupakan salah satu program inovasi pengabdian masyarakat yang dilakukan Universitas Jember dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19. 

Mohammad Rizki Atoilah adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember angkatan 2018 yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai model pengabdian kepada masyarakat yang sedang berkembang di kalangan perguruan tinggi. Atoi adalah nama panggilan mahasiswa yang sedang KKN di Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.

KKN Universitas Jember tahun 2021 kembali menyongsong tema “Back To Village III” yang dilakukan secara mandiri pada daerahnya masing-masing. Mohammad Rizki Atoilah salah satu mahasiswa KKN memilih Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, Kota Bondowoso sebagai target pelaksanaan program pengabdiannya di bawah bimbingan secara virtual oleh Bapak Sundahri. 

Hal ini disebabkan selama hampir dua tahun ini, pandemi Covid-19 memaksakan seluruh aktivitas dalam bidang apapun untuk bekerja di rumah (work for home) termasuk di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur tepatnya Desa Kembang.

Menurut Atoi, sistem informasi atau pelayanan di Desa Kembang ini dapat dibilang masih kurang efisien karena belum memanfaatkan teknologi informasi saat ini. Salah satu contohnya di saat ada bantuan seperti bahan makanan, masyarakat masih bergerombol di balai desa. Hal ini memicu adanya kerumunan yang dapat memberikan peluang lebih besar bagi penyebaran Covid-19.

Lebih lanjut putra pertama pasangan Bapak Amsa dan Ibu Susyani menjelaskan, beberapa permasalahan yang ditemui di kalangan masyarakat di desa Kembang, Kelurahan Kembang masih kurang menaati protokol kesehatan terkait Covid-19 dengan benar, seperti tidak menggunakan masker secara benar, tidak menjaga jarak, serta berkumpul lebih dari lima orang.

“Demikian pula berita tentang Covid-19 juga berkembang di kalangan masyarakat melalui media sosial, dan informasi berita tersebut sangat mudah dipercayai oleh masyarakat padahal sumber berita tersebut belum tentu akurat. Permasalahan lain yang ditemukan saat pandemi Covid-19 adalah kurang memaksimalkan penggunaan media digital sebagai sumber informasi, sumber bacaan, dan sumber komunikasi”, imbuhnya.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka mahasiwa yang memiliki hobby game online, olah raga dan pemrograman tersebut merasa tergerak untuk mengimplementasikan program inovasi tehnologi/informasi dalam penanganan Covid-19. “Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk lebih kritis dalam berpikir dan memahami informasi, pengetahuan masyarakat bertambah akibat mudahnya akses informasi serta mampu memanfaatkan dengan positif dan produktif dalam penggunaan sebuah website”, katanya.

Untuk itu alumus SMK Negeri 1 Bondowoso yang punya cita-cita sebagai programmer dan Network Engineer tersebut  mengembangkan dan meningkatkan pelayanan/informasi desa tersebut dengan cara membuat sebuah sistem berbasis website. 

“Dengan sistem ini masyarakat lebih cepat dan mudah mendapatkan informasi yang akurat , dan informasi mengenai protokol kesehatan, serta cara-cara menangani dimasa pandemi Covid-19 ini. Bukan hanya untuk masyarakat saja, tetapi dengan adanya sistem ini, perangkat desapun lebih mudah untuk memberikan informasi/pelayanan terhadap masyarakat di desa Kembang”, pungkasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline