Lihat ke Halaman Asli

Melihat Fenomena Citayam Fashion Week sebagai Pop Culture

Diperbarui: 6 Januari 2023   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak Muda Sedang Memperagakan Kontes Citayam Fashion Week. Sumber : Gusti/UGM

Beberapa bulan yang lalu, Indonesia sempat dihebohkan oleh fenomena Citayam Fashion Week. Fenomena tersebut merupakan aksi kontes peragaan busana yang menampilkan fashion anak muda asal Citayam, Bogor, Depok, dan sekitarnya. Fashion jalanan tersebut dilakukan oleh sekumpulan anak muda atau ABG ( Anak Baru Gede) di sekitar Jalan Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Mereka membuat trend ini untuk memperkenalkan bahwa kontes fashion tidak hanya dari kalangan orang yang berada, mengingat mayoritas yang memperagakan trend ini dari kalangan menengah kebawah.

Citayam Fashion Week sendiri awalnya bermula dari sekumpulan anak muda yang nongkrong di kawasan SCBD ( Sudirman Central Business District ). Menggunakan gaya fashion mereka sendiri kemudian diunggah di sosial media, membuat warganet penasaran dan banyak yang berkunjung untuk melihat street fashion tersebut. Para anak muda berlomba-lomba untuk menampilkan gaya pakaian terbaik mereka sendiri dengan tampil berjalan diatas zebra cross jalan. Pakaian yang digunakan pun tergolong unik dan menggunakan produk lokal.

Para anak muda SCBD memilih Jalan Jenderal Sudirman sebagai tempat kontes Citayam Fashion Week karena tempat mereka nongkrong serta kawasan tersebut memiliki gedung-gedung tinggi seperti di luar negeri yang memberikan kesan mewah dan meriah. Lokasinya pun cukup strategis dan mudah dijangkau bagi anak muda yang bertempat tinggal di kawasan Citayam, Jakarta, Bogor, Depok, dan sekitarnya. Terdapat banyak orang yang berjalan di kawasan tersebut karena memiliki trotoar yang luas dan indah, menjadi alasan tempat tersebut mudah untuk dijadikan trend terkini. Trend ini pun mampu membuat anak muda berlomba dalam kreativitasnya.

Fenomena Citayam Fashion Week ini juga bermanfaat untuk orang yang membuat suatu konten video atau berfoto-foto lalu diunggah diberbagai platform sosial media. Dengan unggahan tersebut, mampu menarik minat masyarakat untuk berdatangan dan melihat secara langsung dengan mata kepala mereka sendiri. Di tempat tersebut orang-orang dapat menujukkan kreativitasnya dalam hal unjuk kebolehan. Mengingat Jakarta sebagai kota besar dan bertemunya orang-orang dalam berbagai suku, budaya, ras, dan agama membuat trend ini semakin dikenal.

Fenomena tersebut pun ramai diperbincangkan karena menuai pro dan kontra dalam masyarakat. Walaupun setiap orang memiliki hak untuk unjuk kebolehan dan cara berpakaian seseorang adalah wujud identitas diri yang tidak bisa terpisahkan. Dengan adanya Citayam Fashion Week juga mampu sebagai ruang komunikasi yang di dalamnya memuat aspek adanya interaksi sosial dan menciptakan ruang publik. Di tempat tersebut orang-orang dapat bertemu dan berinteraksi secara langsung menyampaikan informasi pesan kepada khalayak termasuk dalam membuat konten yang berisikan pesan bahwa trend fashion street sedang muncul di Jakarta.

Kemunculan Citayam Fashion Week mampu sebagai wadah anak muda untuk ajang mengekspresikan diri. Kebanyakan anak muda mengambil peran dalam trend ini dengan unjuk diri dalam kontes street fashion dan pembuatan konten. Dengan satu kesamaan yaitu agar menarik minat seseorang yang memiliki persepsi atau pandangan yang sama agar ikut serta dalam acara tersebut. Karena pada umumnya kesamaan pandangan pikiran menjadi suatu hal yang penting dalam menarik minat seseorang.

Menciptakan ruang publik yang baik juga memunculkan hebohnya fenomena Citayam Fashion Week. Mengingat bahwa kawasan SCBD merupakan kawasan bisnis dan elit lalu muncul beberapa anak muda dari kalangan menengah ke bawah mengubah menjadi tempat yang ramah dan setiap orang mempunyai hak yang sama tanpa adanya perbedaan dan rasisme. Tanpa memikirkan status sosial masyarakat semua dapat bersatu di dalam kawasan tersebut. Para anak muda dari kalangan menengah ke bawah pun dapat bebas dan mempunyai hak untuk mengekspresikan kegiatan mereka.

Penyebab hebohnya trend street fashion yang satu ini juga dikarenakan publisitas secara besar-besaran. Bagaimana tidak, remaja zaman sekarang melek dengan media teknologi yang tidak diragukan lagi penyebarannya sangat cepat dan luas. Dengan mengunggah di berbagai platform sosial media menjadikan suatu fenomena yang menarik dan unik bagi masyarakat. Dengan munculnya nama seperti Bonge, Jeje, Roy, dan Kurma menjadi orang yang terkena efek melesatnya sosial media yang dikarenakan adanya Citayam Fashion Week.

Meskipun ramai dalam perbincangan masyarakat, namun terdapat pro dan kontra. Sebagian masyarakat mendukung bahwa dengan adanya trend street fashion ini memberikan dampak yang baik, karena secara tidak langsung memberikan pesan kepada masyarakat luas bahwa kalangan menengah ke bawah pun dapat tampil mengekspresikan diri serta bangga menggunakan brand lokal. Tetapi sebagian masyarakat lainnya berpendapat lain bahwa kegiatan tersebut hanya buang-buang waktu serta memunculkan dampak negatif yaitu dianggap menganggu lalu lintas serta perbuatan onar dari anak muda yang meresahkan masyarakat. Namun, kegiatan Citayam Fashion Week ini mendapatkan pengakuan atau dukungan oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat, akan tetapi dengan tetap menjaga ketertiban dan keamanan demi kenyamanan bersama.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline