Lihat ke Halaman Asli

Rizki Muhammad Iqbal

Suka makan ikan tongkol

Relevansi

Diperbarui: 5 Agustus 2022   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Relevansi

Kehidupan sosial selalu diwarnai oleh beragam kejadian yang kompleks. Beragam hal ini telah menjadi fokus para sosiolog dalam mengkaji fenomena sosial. Hal yang paling mendasar dari fenomena sosial berawal dari interaksi sosial antar individu dalam masyarakat. Bahkan sudah terdapat para pemikir penting dalam tradisi interaksionis simbolik, tak terkecuali Erving Goffman.

Erving Goffman adalah seorang sosiolog asal Kanada. Beliau lahir pada 11 Juni 1922 di Kanada dan meninggal di Amerika Serikat pada 19 November 1982. Beliau dikenal sebagai tokoh dalam aliran Chicago dan sebagai interaksionis simbolik, meski Erving Goffman sendiri menolak disebut seperti itu. 

Randall Collins, seorang sosiolog asal Amerika Serikat yang terpengaruh oleh teori-teori Erving Goffman, menyebutkan bahwa pengkajian-pengkajian di dalam karya Goffman justru dipengaruhi oleh antropolog sosial. 

Namun Goffman juga terpengaruh oleh studi deskriptif yang dihasilkan Chicago dan memadukannya dengan studi antropologi sosial untuk menghasilkan perspektifnya yang khas (George Ritzer & Jeffrey Stepnisky, 2019).

Awalnya saya mengenal tokoh ini melalui buku Kisah Sosiologi karya Kevin Nobel Kurniawan. Kemudian saya tertarik dengan teori Erving Goffman yang lebih melekat dalam sosiologi sehari-hari dan melanjutkan pembacaan di buku Teori Sosiologi karya George Ritzer dan Jeffrey Stepnisky. 

Baca juga: Pemikiran Dramaturgi Goffman

Berdasarkan buku tersebut, dramaturgi diartikan sebagai pandangan kehidupan sosial sebagai rangkaian penampilan dramatis yang mirip dengan penampilan yang dipentaskan di panggung.

Sebagaimana manusia hidup sebagai makhluk sosial, kita selalu merepresentasikan diri di hadapan orang lain agar dapat menaruh kesan yang bermakna bagi orang lain, sesuai dengan apa yang kita harapkan. 

Namun beragam representasi diri untuk menaruh citra ini terkesan artifisial dan manipulatif, seperti dalam konsep dramaturgi ala Erving Goffman. Seorang pemikir interaksionis simbolik berpikir bahwa orang cenderung menciptakan suatu citra diri. 

Sedangkan dalam konsep dramaturgi Goffman, orang bukan hanya menciptakan suatu citra diri dengan sendirinya, namun disebabkan karena pemaksaan identitas oleh masyarakat.

Setiap orang mempunyai hidup yang berbeda, antara yang terlihat di luar dan tersembunyi di dalam (Kevin Nobel Kurniawan, 2020). Dalam istilah Erving Goffman, yakni frontstage dan backstage, bagian lainnya adalah setting-front

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline