Lihat ke Halaman Asli

Bersama Mahasiswa UNNES GIAT 5, Tradisi Suro Kuatkan Desa Sungapan Jadi Desa Pancasila

Diperbarui: 8 Agustus 2023   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemalang, 19 Juli 2023 - Malam satu Suro merupakan hari yang dianggap istimewa oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Pada tahun ini, Masyarakat di desa Sungapan Kecamatan Pemalang memiliki perayaan malam satu suro yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam peringatan kali ini, ribuan warga berkumpul bersama untuk merayakan acara dengan penuh sukacita dan persaudaraan.

Bersama Mahasiswa UNNES GIAT 5, rangkaian perayaan Malam Satu Suro desa Sungapan dimulai dengan arakan gunungan yang dihiasi berbagai macam bahan makanan seperti, buah-buahan, dan hasil pertanian lainnya. Sebagian warga desa berpartisipasi dalam pawai ini dengan mengenakan pakaian muslim serta beberapa warga memakai baju adat. Arakan gunungan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan kekompakan warga desa.

Selanjutnya, tradisi membuat gunungan menjadi momen yang menarik dan menggugah rasa persatuan. Seluruh warga desa berkumpul di tempat yang telah ditentukan untuk bersama-sama merangkai gunungan dari berbagai bahan alam. Proses pembuatan gunungan ini melibatkan semua lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua, yang saling bergandengan tangan dan bekerja sama dengan penuh semangat.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pembuatan gunungan yang dibuat oleh masing-masing RW ini kemudian diarak dari balai desa Sungapan sampai dengan jalan Walisongo RW 6, yang diiringi dengan pawai obor. Selain membuat gunungan, warga masing-masing RW juga membuat tumpeng yang kemudian diarak bersama gunungan. Setelah berkumpul di jalan Walisongo kemudian masyarakat melakukan doa bersama dan dilanjut dengan merebut gunungan serta memakan tumpeng bersama.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Rangkaian acara satu suro lainnya yaitu gugur gunung. Gugur Gunung merupakan tradisi membersihkan makam para leluhur desa sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas jasa-jasa mereka dalam membangun desa ini. Warga desa membersihkan makam-makam dengan penuh keikhlasan. Tradisi ini juga menjadi kesempatan bagi warga desa untuk saling berbagi cerita dan mengenang kenangan bersama orang-orang tercinta yang telah meninggalkan dunia.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Puncak dari perayaan Malam Satu Suro adalah khaul bersama KH. Alam Muhajirin di Makam desa. Khaul merupakan bentuk pengajian dan doa bersama. Seluruh warga desa berkumpul di makam ini tanpa terkecuali, tanpa memandang perbedaan keyakinan. Khaul menjadi wadah bagi warga desa untuk merenung, bersatu, dan memohon keberkahan serta keselamatan bagi desa dan seluruh penghuninya.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline