Pada zaman penjajahan, Belanda mendirikan sebuah lembaga pendidikan berupa sekolah, mereka juga mengajarkan agama kristen di sekolah-sekolah tersebut.
Muhammadiyah menggunakan strategi kooperatif, mereka bekerja sama dengan lembaga pendidikan Belanda yang berupa sekolah dengan tujuan untuk memasukkan ajaran agama Islam didalamnya.
Sedangkan, Nahdatul Ulama menggunakan strategi non-kooperatif, mereka mendirikan lembaga-lembaga pendidikan IsIam berupa pesantren dan Madrasah Diniyah.
Pesantren setidaknya memiliki 5 unsur yakni:
1.Kiyai
2. Santri Mukim
3. Masjid
4. Asrama
5. Ngaji kitab kuning
Di Madrasah Diniyah setidaknya terdapat 5 mata pelajaran yang berkaitan dengan agama, yakni: Aqidah Akhlaq, Alqur'an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam(SKI) , Fiqih, dan Bahasa Arab.
Mata pelajaran agama di Sekolah Inpres (Instruksi Presiden). Seperti; SD, SMP, SMA hanya memiliki 2 JPL.