Pandemi Covid-19 telah menjangkit hampir seluruh negara di dunia, dengan Rincian kasus per-tanggal 15 Juni 2020, setidaknya 7,69 juta orang di dunia dinyatakan positif, dengan angka meninggal dunia kurang lebih 428 ribu jiwa dan angka sembuh belum diketahui jumlah pastinya. Peru sendiri mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada tanggal 6 Maret 2020 dan kasus kematian pertama pada tanggal 20 Maret 2020, saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Peru adalah sebanyak 230 ribu dinyatakan positif, dengan 116 ribu pasien dinyatakan sembuh dan 6.688 orang meninggal dunia. (Source: Corona Tracker) dengan jumlah kasus yang mencapai 230 ribu telah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Peru dalam menangani kasus Covid-19 ini.
Mengutip dari situs Kementerian Luar Negeri Indonesia, yang bersumber dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Peru tanggal 15 Maret 2020 pukul 20.00 waktu setempat Presiden Peru Martin Vizcarra telah mengumumkan keadaan status darurat nasional di Peru yang berlaku selama 15 hari yang mana Konsekuensi dari status darurat nasional tersebut adalah Pemerintah Peru Menutup semua tempat-tempat kegiatan umum seperti kolam renang, pantai, taman, pusat kebugaran, restoran, tempat hiburan dan lain-lain. Mewajibkan seluruh masyarakat yang ada di Peru untuk tetap berada di rumah selama 15 hari dimulai tanggal 16 Maret 2020. Melarang masyarakat untuk berkumpul dan beraktivitas secara berkelompok. Menutup seluruh perbatasan wilayah Peru baik darat, laut dan udara kecuali untuk pengiriman kargo dan barang komersial. Mengijinkan pelayanan umum seperti pasar, supermarket, bank, pom bensin, rumah sakit, apotek, dan pelayanan publik lainnya tetap beroperasi. Pemerintah menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan layanan masyarakat. Masyarakat yang diijinkan beraktivitas di luar rumah hanya yang bekerja di sektor pelayanan umum. bagi yang melanggar aturan ini akan dikenakan sanksi yang telah ditentukan.
Kemudian dilengkapi dengan peraturan jam malam dari jam 8 malam hingga pukul 05.00 pagi, untuk orang yang ingin berbelanja hanya diperbolehkan satu orang dari satu keluarga untuk pergi, setiap kendaraan wajib memiliki surat izin keluar masuk untuk jalan, menggunakan masker, dan ada pembatasan jenis kelamin untuk keluar rumah yang mana pada hari Senin-Rabu-Jumat hanya laki-laki yang diizinkan keluar rumah, untuk hari Selasa-Kamis-Sabtu untuk wanita dan hari minggu diberlakukan Lockdown total.
Kampanye pencegahan covid-19 dan raising awareness kebersamaan Peru dalam masa sulit dengan diskursus bahwa nasib Peru berada di tangan seluruh rakyat dan adalah tanggung jawab rakyat Peru digelorakan di berbagai media seperti televisi, internet, koran, radio hingga supermarket. Pembagian 10 juta masker yang dapat dicuci-ulang juga sudah mulai dibagikan ke masyarakat. Dalam upaya untuk membuat masyarakat patuh Peru tidak main-main dalam menindak masyarakat yang bangkang melanggar aturan jam malam, social distancing, atau kewajiban memakai masker dan memberlakukan karantina nasional. Seluruh armada kepolisian dan angkatan bersenjata Peru hingga cadangannya diturunkan ke jalan-jalan guna menjaga ketertiban masyarakat. Sampai akhir April 2020 sudah 60.000 orang ditangkap dan diamankan ke kantor polisi dengan kemungkinan didenda hingga 430 soles (sekitar 120 USD).
Pelaksanaan test covid-19 secara besar-besaran juga dilakukan Peru guna mengidentifikasi penderita covid-19 dan mengambil langkah-langkah isolasi terhadap penderita tersebut termasuk keluarga dan lingkungan sekitar. Peru merupakan negara dengan jumlah test terbesar di Amerika Latin dengan 355.000 ribu test pada awal Mei 2020 mengalahkan Brazil sebagai negara terbesar di kawasan dan Chile sebagai negara terkaya di kawasan.
Dalam Hal penanganan pasien yang terjangkit Covid-19 ini pemerintah Peru melakukan tindakan dengan mendatangkan alat-alat kesehatan seperti masker, baju hazmat, testpack, bilik disinfektan, dan ventilator dari berbagai negara khususnya China. Saat ini, Peru tersedia sekitar 6000 tempat tidur di berbagai rumah sakit di seluruh penjuru negeri yang mana 4500 di antaranya telah terokupasi pasien covid-19. Adapun untuk kapasitas ICU Perudan berjumlah sekitar 800 buah dan 600 sudah dihuni pasien covid-19. Untuk menambah kapasitas perawatan atas pasien covid-19, Peru mengkonversi delapan gedung apartemen bekas wisma atlet pada Pan America Games 2019 yang berkapasitas 3.000 kamar untuk menjadi fasilitas isolasi bagi pasien covid-19 namun belum membutuhkan perawatan intensif. Layanan telepon darurat 113 disiagakan pemerintah untuk masyarakat yang melaporkan diri memiliki gejala covid-19. Tiap hari penulis mendengar hingga 5-7 kali sirine ambulance bolak-balik menjemput pasien. Aplikasi pada telepon selular berisi informasi dan peta lokasi penyebaran covid-19 dan lokasi pasien terjangkit yang sangat detail juga diluncurkan kepada masyarakat, sehingga mereka dapat menghindari tempat tersebut.
Tidak hanya itu pemerintah Peru juga memberikan bantuan kepada rakyat Peru diantaranya, seperti pembagian uang tunai sebesar 380 soles atau sekitar 120 USD kepada rakyat Peru, keringanan untuk pajak UMKM dan rakyat miskin, pemotongan biaya pendidikan dan iuran sekolah, pencairan dana jaringan pengaman sosial bagi pekerja.
Lalu setelah banyak kebijakan yang diambil oleh pemerintah Peru bagaimana hasil dari kebijakan itu? per tanggal 19 April 2020 melalui survey lembaga Ipsos Pemerintah Peru mendapat 83% dukungan dari rakyatnya. Kesadaran dari rakyat peru seperti Physical Distancing telah diterapkan oleh rakyat Peru dengan patuh dan dari segi hukum, banyak dari warga yang tidak mematuhi jam malam ditangkap oleh pihak berwajib.
Kasus Covid-19 dan virus-virus sebelumnya seperti flu burung, flu babi, MERS dan lainnya, membuat studi Keamanan yang menganggap ancaman hanya datang dari negara lain atau ancaman militer memiliki perspektif baru, bahwasanya ancaman terhadap keamanan bisa juga terjadi karena adanya ancaman dari lingkungan hidup, keamanan pangan, keamanan kesehatan, dan lainnya. dapat kita lihat seperti kondisi saat ini yang membuat banyak negara baik itu negara maju, miskin dan berkembang mengalami permasalahan yang mengancam kemananan negara masing-masing yang mana ancaman itu tidak berasal dari ancaman secara militer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H