Lihat ke Halaman Asli

Rizka Indah

Mahasiswa

Pentingnya Tasawuf Sebagai Peran Spiritualisme untuk Generasi Millenial

Diperbarui: 15 Juli 2024   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan.

Pada saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan digital telah mengalami kemajuan dengan pesat, sehingga manusia disebut sebagai mahkuk yang sangat hebat karena dapat diakui manusia mampu menyelesaikan masalahnya dengan kecanggihan teknologi. 

Kebanyakan manusia dalam era modern ini mencoba melepaskan diri dari keterikatannya dengan Tuhan, dan manusia telah menjadi tuan untuk dirinya sendiri dan menentukan nasib diri sendiri, karena kondisi seperti inilah manusia terancam krisis spiritualitas dan moralitas, sehingga mundcul generasi baru yang brutal, kurang moral dan intelektualnya, yang mengedepankan ego serta tidak memikirkan etika dan moral saat bertindak.

Generasi yang sering disebut sebagai generasi milenial adalah sasaran bagi perkembangan modern, generasi ini adalah korban dari revolutif, sifat hedonistic, dan budaya serba cepat dan instan, tetapi gagal dalam etika dan moralnya, dan agama adalah sebagai pagar atau pondasi untuk mereka yang menyadarinya. 

Kondisi ini membuat manusia sangat membutuhkan agama, dan pencerahan spiritual yang dibungkus oleh tasawuf, dengan harapan dapat membawa manusia pada pola hidup baru dengan kesadaran, yaitu dengan kembali menemukan nilai dan makna hidup yang memiliki moral dan etika yang dibalut oleh spiritualitas tasawuf atau sufisme.

Problematika Generasi Milenial dan Krisis Spiritual

Masyarakat modern atau masyarakat pada generasi milenial merupakan bagian pada masyarakat yang dinamis, kreatif dan dapat berfikir logis mengeluarkan gagasan konstruktif untuk meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang, masyarakat milenial ini dapat memahami beberapa peristiwa alam dan dirinya sendiri melewati ilmu pengetahuan dan juga teknologi, menjadikan terkikisnya rasa bergantung dengan kekuatan dari alam ghaib seperti yang terjadi pada masyarakat yang sederhana. Pemikiran seperti ini menciptakan kemodernan yang makin maju dan berkembang dari teknologi dan pengetahuannya sehingga semakin tersamarkan makna hidup yang sesungguhnya, akibat yang muncul yaitu masyarakat mulai terlepas dari nilai budaya yang berkesinambungan dengan masyarakat.

Sayyed Husain Nasr mengemukakan pendapatnya dalam Islam and the plight of modern bahwa akibat dari masyarakat yang mendewakan pengetahuan dan teknologi adalah masyarakat itu akan berada pada pinggiran eksistensinya dan masyarakat yang melengahkan pengetahuan agama yang berdasarkan wahyu serta amsyarakat yang menikmati modernisasi berlebihan sebenarnya mereka adalah orang yang telah kehilangan keilahiannya, dan telah tumpul intelektualnya pada penglihatan realitas kehidupan.

Peran Tasawuf dalam Mengatasi Problematika Masyarakat Milenial di Era Modern

Jika kita ingin melihat lebih banyak krisis moral secara lebih luas, dapat dilihat di Timur Tengah di mana pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan massal terhadap anak-anak, dan juga perempuan merupakan hal yang sangat biasa. Di sana, pembantaian, pembunuhan, serta penindasan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari bagi mereka yang lemah, dan juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari bagi mereka yang telah kehilangan moral dan kemanusiaan. 

Hal seperti ini salah satu faktor dari penyebabnya memang karena hilangnya atau kosongnya spiritualisme dari dalam diri manusia, sehingga yang tersisa hanya nafsu dan akal yang rusak karena hanya menuruti hawa nafsu yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline