Lihat ke Halaman Asli

Rizkahana Fatimah

Sedang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG)

Pergerakan Lempeng Tektonik, Kerentanan Seismik, dan Upaya Mitigasi Gempa Bumi di Lombok

Diperbarui: 15 Juli 2022   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Ilustrasi subduksi yang terjadi di perbatasan konvergen (sumber: roboguru.ruangguru.com)

  • Pergerakan Lempeng Tektonik

Lempeng tektonik merupakan bagian keras kerak bumi yang berada di atas astenosfer dan dapat bergerak serta berinteraksi dengan lempeng lain. Area pertemuan lempeng tektonik satu dengan lain dikenal sebagai daerah perbatasan lempeng. Daerah perbatasan lempeng ini merupakan area dengan kondisi tektonik yang aktif dan tidak jarang menimbulkan fenomena alam seperti gempa bumi, tsunami, terbentuknya gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.

Mantel bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer (Khairul Zikri, 2018: 16). Sehingga dapat dipahami, bahwa lapisan litosfer adalah batuan yang relatif dingin dengan bagian atasnya keras. Pada bagian bawah lapisan litosfer ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel bawah. Mantel ini sangat panas sehingga bersifat lunak dan dapat bergerak sesuai arus konveksi magma. Karena mantel bergerak maka lempeng tektonik yang mengapung di atas mantel juga ikut bergerak. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu pergerakan saling menjauh, saling mendekat, dan saling sejajar (transform).

Pergerakan lempeng tektonik yang terjadi secara mendadak atau terus menerus menyebabkan adanya akumulasi energi yang terus bertambah pada titik tertentu. Apabila akumulasi energi telah mencapai batas maksimum maka energi yang terakumulasi akan dilepaskan ke segala arah yang kemudian kita kenal sebagai gelombang gempa bumi.

Gambar 2. Ilustrasi batas konvergen Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia (sumber: cerdaskan.id)

Di Indonesia terdapat beberapa wilayah yang merupakan daerah perbatasan lempeng. Batas konvergen pertemuan Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke dalam Lempeng Eurasia ditandai dengan adanya unsur-unsur tektonik. Unsur tektonik yang dimaksud adalah seperti palung laut atau oceanic trench. Aktivitas Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia tersebut membuat Pulau Lombok menjadi wilayah dengan tingkat frekuensi gempa yang cukup tinggi.

 

  • Kerentanan Seismik di Wilayah Lombok

Gambar 3. Ilustrasi pergerakan lempeng di Pulau Jawa dan sekitarnya (sumber: Bisnis.com)

Seperti yang dinyatakan Naryanto (2008) Indonesia adalah negara yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar dunia, yaitu Lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan dan cenderung ke arah barat laut,  Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara, dan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat seperti yang ditunjukkan ilustrasi (Gambar 3) di atas. Hal tersebut mengakibatkan beberapa wilayah di Indonesia memiliki tingkat kerentanan seismik yang tinggi dan bervariasi.

Pulau Lombok merupakan salah satu pulau di Indonesia dengan tingkat kerentanan seismik yang tergolong tinggi. Tingginya kerentanan seismik ini disebabkan karena wilayah Lombok merupakan salah satu daerah yang berada di perbatasan dua lempeng yang konvergen (zona subduksi atau penunjaman). Terdapat dua sumber bencana seismik gempa di Lombok, yaitu Sesar Naik Flores (Flores Back-arc Thrust) dan subduksi Lempeng Indo-Australia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline