Masalah sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah bermacam-macam. Ada yang berhubungan dengan teman, ada yang berkaitan dengan guru mata pelajaran, wali kelas, atau warga sekolah yang lain.
Berikut ini beberapa contoh masalah sosial di lingkungan sekolah yang sering ditemui.
1. Bullying
Bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental.
Perilaku bullying sering ditemukan di lingkungan sekolah, karena bullying biasanya dilakukan oleh teman sebaya. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, ataupun psikologis (pengucilan, pengabaian).
2. Masalah Disiplin
Setiap sekolah pasti memiliki aturan-aturan yang bertujuan untuk mendisiplinkan siswa-siswanya, seperti larangan mencontek, larangan berambut gondrong bagi siswa laki-laki, larangan merokok, aturan seragam, aturan jam masuk sekolah, dan lain sebagainya. Supaya aturan tersebut dilaksanakan dengan baik, biasanya diterapkan sistem kredit poin bagi siswa atau siswi yang melanggar. Jika seorang siswa atau siswi telah mencapai poin tertentu, maka sekolah akan memberikan tindakan. Tindakan tersebut bisa berupa bimbingan dari guru BK, hingga pemanggilan orang tua jika siswa melakukan pelanggaran berat. Ini merupakan salah satu upaya untuk menegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah.
3. Interiksa Sosial
Interaksi sosial antarindividu ini dilakukan antar dua orang, yakni satu orang melakukan interaksi dengan satu orang lainnya.
Timbal balik dari interaksi antarindividu ini dapat berbentuk interaksi positif maupun interaksi negatif. Contoh interaksi sosial antar individu di lingkungan sekolah, antara lain:
- Seorang siswa yang bertanya pada guru.
- Seorang guru menasehati murid yang tidak mengikuti peraturan.
- Seorang murid yang bertanya pada teman sebangkunya.
- Guru bimbingan konseling yang bertemu dengan orang tua murid.
- Murid yang berbicara pada kepala sekolah karena melanggar peraturan.
Meski interaksi ini terjadi antara satu orang dengan banyak orang, tetap saja hanya satu orang yang berbicara dalam satu waktu.
Tujuan hanya satu orang yang berbicara adalah agar hal yang diutarakan dapat tersampaikan dengan jelas.